Page 434 - A Man Called Ove
P. 434
Fredrik Backman
“Parvaneh,” kata Parvaneh membetulkan.
Dokter itu tampaknya tidak begitu peduli.
“Namamu tertulis di sini sebagai ‘kerabat terdekat’,”
katanya sambil sekilas memandang perempuan tiga puluh
tahun yang sangat Iran itu di kursi, dan orang Swedia yang
sangat tidak-Iran itu di ranjang.
Ketika mereka berdua tidak berupaya sedikit pun untuk
menjelaskan bagaimana mungkin hal ini terjadi, selain
Parvaneh sedikit menyikut Ove dan terkikik, “Aaah, kerabat
terdekat!” dan Ove menjawab, “Tutup mulutmu!” dokter itu
mendesah dan melanjutkan.
“Ove punya masalah jantung …,” katanya memulai
dengan suara datar, lalu melanjutkan dengan serangkaian
istilah yang tidak bisa diharapkan untuk dipahami oleh siapa
pun dengan pelatihan medis kurang dari sepuluh tahun atau
yang tidak kecanduan setengah mati terhadap serial televisi
tertentu.
Ketika Parvaneh memberinya tatapan yang dipenuhi
serangkaian panjang tanda tanya dan tanda seru, dokter itu
kembali mendesah dengan cara yang sering kali dilakukan
dokter muda kaku berkacamata dan bersandal plastik,
ketika berhadapan dengan orang yang bahkan tidak punya
kesopanan umum sialan untuk menghadiri sekolah medis
sebelum datang ke rumah sakit.
“Jantung hatinya terlalu besar,” papar dokter itu kasar.
Parvaneh menatapnya dengan pandangan kosong untuk
waktu yang lama. Lalu dia memandang Ove di ranjang dengan
pandangan sangat bertanya-tanya. Kemudian dia memandang
429