Page 432 - A Man Called Ove
P. 432
Fredrik Backman
mempertimbangkan fakta bahwa dia sesungguhnya hamil
dan mengingatkannya untuk duduk “menenangkan diri”,
perempuan itu menggulingkan salah satu bangku kayu di
ruang tunggu hingga mendarat di kaki dokter itu. Dan ketika
dokter lain keluar dari sebuah pintu dengan ekspresi wajah
yang secara klinis netral, lalu dengan singkat menyatakan
agar “menyiapkan diri untuk menghadapi yang terburuk”,
Parvaneh berteriak keras dan roboh di lantai seperti jambangan
porselen pecah. Wajahnya terbenam dalam kedua tangannya.
Cinta adalah sesuatu yang ganjil. Cinta mengejutkanmu.
Saat itu pukul tiga lewat tiga puluh pagi, ketika seorang
perawat datang menjemput Parvaneh. Perempuan itu telah
menolak meninggalkan ruang tunggu. Rambutnya tampak
seperti kekacauan besar, matanya merah dan berkerak aliran
air mata dan maskara kering. Ketika melangkah memasuki
ruangan kecil di ujung koridor, mulanya dia tampak begitu
lemah hingga seorang perawat bergegas maju untuk mencegah
agar perempuan hamil itu tidak hancur berkeping-keping
ketika melintasi ambang pintu.
Parvaneh menyandarkan tubuh pada kerangka pintu,
menghela napas panjang, tersenyum sangat lemah kepada
perawat itu dan meyakinkannya bahwa dia “baik-baik saja”.
Dia maju selangkah memasuki ruangan dan tetap berada
di sana selama sedetik, seakan untuk kali pertama malam
itu dia bisa memahami sepenuhnya kedahsyatan peristiwa
yang terjadi.
Lalu dia berjalan ke ranjang dan berdiri di sampingnya
dengan air mata baru di matanya. Dengan kedua telapak
tangannya, dia mulai memukul-mukul lengan Ove.
427