Page 428 - A Man Called Ove
P. 428

Fredrik Backman

              dia belajar melakukan hal itu di jawatan kereta api, ketika
              mereka harus membersihkan kaca di jendela-jendela yang
              pecah tanpa melukai jemari tangan mereka.

                  “Hei? Kalian sedang apa?” teriak Ove menembus
              kegelapan.
                  Sosok-sosok di dekat rumah itu berhenti bergerak. Ove
              mendengar suara-suara.

                  “He, kalian!” teriaknya sambil berlari ke arah mereka.
                  Ove melihat salah seorang dari mereka maju beberapa
              langkah menghampirinya, dan dia mendengar salah seorang
              dari mereka meneriakkan sesuatu. Ove meningkatkan
              kecepatan larinya dan menerjang mereka bagaikan alat
              pendobrak hidup. Dia sempat berpikir bahwa dia seharusnya
              membawa sesuatu dari gudang perkakas sebagai senjata, tapi
              kini sudah terlambat. Dari sudut matanya dia memperhatikan
              salah satu sosok mengayunkan sesuatu yang panjang dan
              tipis dengan tangan terkepal, jadi Ove memutuskan untuk
              memukul bajingan itu terlebih dahulu.
                  Ketika merasakan tusukan di dada, mulanya Ove mengira
              salah seorang dari mereka berhasil menyerangnya dari
              belakang dan mengayunkan kepalan tangan ke punggungnya.
              Tapi kemudian dia merasakan tusukan lain. Yang jauh lebih
              buruk. Seakan seseorang menusuknya dari kepala hingga
              ke bawah, secara metodis menggerakkan pedang hingga
              membelah tubuhnya dan keluar lewat telapak kaki. Ove
              menghela napas, tapi tidak ada udara yang bisa dihirup.
              Dia terjatuh di tengah langkahnya, tumbang dengan seluruh
              bobot tubuhnya ke salju. Merasakan nyeri ketika pipinya



                                        423
   423   424   425   426   427   428   429   430   431   432   433