Page 13 - Buku Keterbacaan
P. 13
d. Motivasi pembaca
Motivasi pembaca juga menjadi faktor yang penting dalam
mengukur sebuah keterbacaan. Pembaca yang memiliki motivasi
yang tinggi dalam membaca tentu akan merasa bahwa bacaan yng
dibacanya mudah untuk dipahami. Di sinilah peran guru untuk
memberika motivasi pada siswa agar menyukai aktivitas membaca.
Hal tersebut juga dapat disiasati dengan memberikan bahan bacaan
yang mampu memberikan banyak motivasi pada siswa.
Sejalan dengan hal tersebut, Baradja (1991:128)
mengelompokkan faktor sulit tidaknya keterbacaan menjadi dua,
yaitu kesulitan secara makro dan mikro. Pada faktor makro, Baradja
menyebutnya antara lain perbedaan latar belakang penulis dengan
pembaca, termasuk di dalamnya perbedaan pengetahuan, bahasa
dan kode bahasa yang digunakan, kebudayaan dan perbedaan
asumsi. Dari segi mikro, ditulisnya antara lain kesulitan dalam
memahami ungkapan, afiksasi, kata sambung, serta pola kalimat.
Kesulitan-kesulitan dari segi mikro ini, menurut beliau terutama
dirasakan oleh orang asing yang membaca wacana berbahasa
Indonesia atau sebaliknya oleh orang Indonesia yang membaca
wacana berbahasa asing.
Harja sujana dan Mulyati (1997:107) menegaskan bahwa
penelitian yang terakhir membuktikan bahwa ada dua faktor yang
berpengaruh terhadap keterbacaan, yakni panjang pendek kalimat
dan tingkat kesulitan kata.
1) Panjang pendeknya kalimat
Menurut Hafni (1981:22) semua formula keterbacaan
mempertimbangkan faktor panjang kalimat. Kalimat yang lebih
panjang cendrung lebih ruwet dibandingkan dengan kalimat pendek.
Lebih jauh dinyatakan bahwa panjang kalimat merupakan indeks
yang mencerminkan adanya pengaruh jangka ingat (memory span)
terhadap keterbacaan. Beberapa peneliti berdasarkan penelitian
yang dilakukannya membuktikan bahwa faktor panjang kalimat
7
Bahan Ajar Keterbacaan