Page 187 - RBDCNeat
P. 187
Dini.”
“Kapan diwawancaranya, Teh?" Tanyaku balik.
“Kalau besok Dini bisa nggak?"
"Oh... Insya Allah Dini bisa, Teh." Jawabku singkat.
Teh Indah kemudian menanyakan alamat lengkapku.
Aku menjelaskan, “Teh, alamat Dini di Cijawura Hilir.”
Namun, Teh Indah tidak bisa memahami apa yang aku
katakan.
Teh Indah pun berkata kepadaku, “Dini, alamatnya di-sms-
kan saja ke nomor Aku.”
“Kalau nomor Teteh ada di Tabloid MQ tidak?” tanyaku.
Lagi-lagi perkataanku tidak bisa dipahami oleh Teh Indah.
Akhirnya Teh Indah berkata kepadaku, “Dini, nanti nomor HP
Aku di-sms-in ke HP Dini.”
Perbincangan kami via telepon pun ditutup. Setelah itu
aku langsung keluar dari kamar untuk menyampaikan kabar
ini kepada Mama.
Aku bilang sama Mama, “Ma, nembe aya anu nelepon
ka Enneng, Teh Indah ti Tabloid MQ. Saur na mah bade
59
ngawawancara Enneng.”
60
“Iraha bade ka dieu na?” tanya Mama.
“Saur na mah enjing. Tapi engke Teh Indah na bade sms
61
deui ka Enneng kanggo nyunken alamat anu jelas.” Jawabku.
59
Ma, barusan ada yang nelepon ke Eneng, Teh Indah dari Tabloid MQ. Katanya
mau mewawancarai Eneng.
60
Kapan mau ke sininya?
61
Katanya besok. Tapi nanti Teh Indah mau sms lagi ke Eneng untuk minta alamat
Roda Berputar dalam Cahaya | 151