Page 190 - RBDCNeat
P. 190

dari Teh Indah, akhirnya perbincangan selesai. Selanjutnya, Teh
            Indah mengambil fotoku bersama Mama untuk ditampilkan di
            Tabloid MQ. Teh Indah sedikit kesulitan untuk mengambil foto
            terbaikku. Beberapa kali mengambil gambar mataku tampak
            terpejam karena tidak tahan dengan cahaya. Akhirnya Teh
            Indah mengambil fotoku apa adanya. Teh Indah lalu berpamitan
            pulang. Sebelum pulang Teh Indah mengatakan, “Jangan kapok
            ya, kalau Aku ada keperluan lagi sama Dini?" Mama menjawab
            dengan tersenyum, “Tidak apa-apa Teh, malahan Dini senang.”
            Akhirnya selesai juga wawancaranya, lega rasanya.

                Sore harinya Bibi atau adiknya Mama datang berkunjung
            ke rumah. Mama bercerita kepada Bibi kalau tadi aku baru saja
            diwawancara oleh wartawan Tabloid MQ. Bibi pun berkata,
            “Iya... Syukurlah. Dalam rangka apa Neng diwawancara?"
                “Tidak dalam rangka apa-apa, Tabloid MQ hanya ingin tahu

            lebih dalam tentang Neng.” Jawab Mama.
                Ketika ku sedang berbincang bersama Mama dan Bibi,
            tiba-tiba ada sms yang ternyata dari Teh Indah. “Nasyid yang
            disukai Dini nasyid apa, sih?”

                Tanpa menunggu waktu aku langsung membalasnya,
            “Teman Istimewa yang dinyanyikan oleh Alarm-Me ."
                “Dini... Terima kasih atas berbagi ceritanya tadi. Mudah-

            mudahan kisah Dini dapat memotivasi banyak orang.” Balas
            sms Teh Indah.

                Aku hanya bisa mengucapkan “AMIN”.






            154 | Roda Berputar dalam Cahaya
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195