Page 182 - RBDCNeat
P. 182
pohon yang berlubang dan berpose di lubang itu.
“Ati-ati ntar enggak bisa keluar lagi.” komentar salah satu
dari kami.
Beberapa orang ada yang masuk ke museum dekat Candi.
Sebelum masuk, katanya harus mengisi buku tamu terlebih
dahulu. Di sana mereka mengisi saran untuk pengelola tempat
wisata. Ada yang mengisi saran, “Kebersihan sudah cukup
bagus, tapi sebaiknya barang peninggalan ini dirawat dengan
baik, jangan sampai rusak atau hancur termakan usia.”
Setelah puas menikmati keindahan alam, kami segera
pulang menuju Bandung karena khawatir kemalaman. Kami
kembali berjalan kaki menuruni jalan yang tadi kami lewati.
Aku berjalan dengan dipegangi oleh Teh Siti dan Ibu Yuyu.
Aku harus berjalan pelan-pelan, apalagi sepatu yang aku pakai
sering copot sehingga aku harus menjalaninya dengan penuh
kesabaran. Meski capek tapi hati ini tetap merasa senang.
Sebelum pulang, kami mampir ke Kampung Pulo, sebuah
kampung yang berada di tengah-tangah danau. Semua orang
146 | Roda Berputar dalam Cahaya