Page 180 - RBDCNeat
P. 180

Dengan penuh perjuangan, alhamdulillah aku berhasil
            sempai di pintu gerbang Candi. Setelah memasuki kawasan
            Candi, aku masih harus berjuang untuk menapaki berpuluh-
            puluh tangga. Perjalanan tadi saja aku sudah membuatku
            nyaris kewalahan karena kondisi jalan yang menanjak dan
            penuh bebatuan, apalagi kini harus melewati berpuluh-puluh
            tangga. Namun, aku harus tetap berjuang keras demi sampai
            di atas bukit. Melihat aku yang agak kerepotan, Ibu Agus
            mengajakku memilih jalan yang tidak berbatu. Aku sangat
            terbantu sehingga perjalanan pun terasa ringan untuk dilalui.

                Alhamdulillah, setelah beberapa kali istirahat di jalan
            akhirnya aku sampai di atas bukit dengan bantuan Teh Siti
            dan Ibu Agus. Kami mencari tempat istirahat yang nyaman.
            Kini aku harus melalui jalanan yang agak turun. Teh Siti dan
            Ibu Agus yang menuntunku agak kerepotan sehingga aku
            harus dibantu Kang Fajar karena tenaganya lebih kuat untuk
            menuntunku.
                Akhirnya aku sampai di tempat yang nyaman untuk
            duduk-duduk santai. Kami pun berkumpul sambil botram
            (makan bersama). Nikmat sekali bisa botram di atas bukit
            sambil melihat pemandangan yang begitu indah. Dari sini
            aku melihat sawah yang menghijau luas dan danau yang
            dihiasi lalu-lalangnya rakit-rakit yang mengantarkan para
            penumpang. Di seberang sana, tampak perbukitan yang
            ditumbuhi pepohonan yang hijau dan rindang. Subhanallah,
                Maha Agungnya Allah yang menciptakan alam semesta ini
            dengan segala keindahannya. Akungnya, kadang kita menyia-
            nyiakan karunia dari Allah ini dengan tidak menjaganya sebaik


            144 | Roda Berputar dalam Cahaya
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185