Page 326 - RBDCNeat
P. 326
tapi mahasiswa itu tidak mau berubah.” Sekarang Pak Yusuf
ingin bertemu denganku. Aku tidak tahu kenapa beliau ingin
bertemu denganku. Aku belum pernah berkomunikasi secara
langsung dengan beliau sebelumnya, kecuali bertemu di kelas
untuk mengikuti perkuliahan beliau.
Begitu selesai perkualiahan di kampus, aku pun pulang
ke kosan. Entah mengapa selama di kosan aku tetap merasa
galau dan takut, selalu teringat dengan pesan temanku bahwa
Pak Yusuf ingin bertemu denganku. Aku terus membayangkan
bagaimana Pak Yusuf akan menegur dan memarahiku karena
aku tidak bisa mengikuti mata kuliah beliau dengan baik
dan sebagaimana semestinya. Semakin aku membayangkan
hal itu, semakin bertambah tegang hati ini. Akhirnya aku
menyerahkan sepenuhnya kepada Sang Pemilik diri ini, yaitu
Allah Swt. karena Allah Maha Mengatahui yang terbaik untuk
hamba-Nya ini.
Keesokan harinya, saat jam menunjukan pukul 06.00 pagi,
tiba-tiba HP-ku berbunyi tanda ada sms masuk. Aku buka HP
untuk membaca sms tersebut. “Teh, jangan lupa hari ini jam
9 kita ketemu Pak Yusuf di Fakultas Ushuludin depan Masjid.
Leni tunggu Teteh di depan masjid.”
Aku membalas smsnya. “Sip, Teh.” Setelah sms terkirim,
aku lupa menanyakan kepada Leni perihal keperluan Pak
Yusuf kepadaku. Aku pun segera mengirim sms kembali, “Teh,
Pak Yusuf bilang enggak ke Teteh, kira-kira ada keperluan apa
ya? Apakah Dini ada salah kepada beliau?”
Tak lama kemudian, Leni membalas sms-ku, “Enggak,
290 | Roda Berputar dalam Cahaya