Page 327 - RBDCNeat
P. 327
Teh. Kata Pak Yusuf beliau ingin ngobrol saja dengan Teh Dini.”
Aku semakin tegang dan tidak menentu. Walaupun
demikian, aku tetap bersiap-siap untuk bertemu dengan
Pak Yusuf. Tidak lupa aku pun mengirim sms kepada Mama
tercinta yang ada di rumah untuk memohon doa restu, “Ma,
doakeun Eneng. Eneng dipiwarang ka kantor dosen kanggo
pendak sareng dosen. Saur na mah hoyong ngobrol sareng
Eneng, tapi ieu teh duka. Ma, mugi-mugi Eneng dipasihan ka
lancaran.” 94
Mama membalas sms–ku. “Amin. Ku Mama Eneng
95
didoakeun. Nyarios na sing lancar, ameh ka hartos ku dosen.”
Waktu menunjukkan pukul 08.25. Sebentar lagi aku akan
bertemu dengan dosen. Tiba-tiba Leni mengirim sms, “Teh,
pertemuan dengan Pak Yusuf diundur jadi pukul 10 karena
Pak Yusuf ada keperluan lain.” Aku pun semakin tegang dan
tidak menentu. Dalam hati ku berbisik, “Ya Allah... Apa yang
akan terjadi kepadaku, setelah aku bertemu dengan Pak Yusuf
nanti?” Entahlah, semua itu hanya Allah yang tahu. Kini aku
tinggal menunggu waktu untuk bertemu dengan Pak Yusuf.
Bayangan aku akan dimarahi oleh beliau, tidak henti-hentinya
menghantui pikiran ini. Akhirnya, tepat pukul 09.30 aku mulai
melangkahkan kedua kaki ini keluar dari kosan menuju masjid
(tempat aku akan bertemu Leni).
BISMILLAH aku mulai melangkah dan menyerahkan
94
Ma, doakan Eneng. Eneng diminta ke kantor dosen untuk bertemu dengan dosen.
Katanya ingin ngobrol dengan Eneng, tapi enggak tahu juga untuk apa. Ma, mudah-
mudahan Eneng diberi kelancaran.
95
Amin. Mama doakan semoga Eneng berbicaranya lancar supaya bisa dimengerti
sama dosen.
Roda Berputar dalam Cahaya | 291