Page 43 - Modul Discovery Learning Terintegrasi Etnosains Hidrolisis Garam
P. 43
PELARUTAN SABUN CUCI
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian,
perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali, dan
trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara kimia melalui reaksi saponifikasi
atau disebut juga reaksi penyabunan. Dalam proses ini asam lemak akan
terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun tersebut
kemudian akan di olah lagi untuk menyempurnakannya hingga kemudian
sampai ke kita. Sabun pada mulanya berbentuk batang. Lalu seiring dengan
kemajuan zaman, di buatlah sabun colek, sabun sintetis atau deterjen.
Gambar 37. sabun
(Sumber : id.pngtree.com/)
Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak
larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan
dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium
hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium
hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan
juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Dalam sabun terdapat zat
aktif yang disebut surfaktan. Zat aktif ini merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak).
Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat
melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
43