Page 17 - E-MODUL METOPEN BERBASIS HYBRID LEARNING DENGAN TEKNIK SCAFFOLDING
P. 17
membuat suatu perbedaan antara populasi yang menjadi sasaran generalisasi kita dan
populasi yang dapat dijangkau (diakses). Populasi pertama disebut “populasi teoritis” dan
6
yang terakhir disebut “populasi terjangkau” . Dalam contoh ini, populasi terjangkau
adalah laki-laki tunawisma usia 30 s.d. 50 tahun yang tercatat di lima wilayah
Kabupaten Maluku Tengah.
Suatu hari kita telah mengetahui populasi terjangkau dan populasi sasaran, kita
perlu melakukan suatu hal lagi sebelum kita dapat secara aktual menarik sebuah sampel.
Kita harus mendapatkan daftar anggota populasi yang dapat dijangkau. Atau kita harus
melakukan secara detail bagaimana kita dapat mengontak mereka untuk menjamin
keterwakilannya. Daftar populasi terjangkau darimana kita mengambil sampel disebut
6
“kerangka sampling” . Jika kita melakukan survei telepon dan memilih nama dari buku
telepon, buku telepon akan menjadi kerangka sampel kita. Itu tidak akan menjadi suatu
cara yang besar untuk sampel, karena yang penting subversi dari populasi baik yang
punya telepon maupun yang tidak, atau yang sudah pindah keluar area, karena buku
telepon yang terakhir sudah dicetak. Perlu dicatat bahwa dalam hal ini, kita mungkin
mengidentifikasi kode wilayah tiga-digit awal dari semua kode wilayah tersebut dan
menarik sampel sederhana secara acak menurut nomor telepon (dikenal dengan
random-digit-dialing). Dalam hal ini kerangka sampling bukanlah suatu daftar, tetapi
suatu prosedur yang kita ikuti sebagai dasar nyata untuk penarikan sampel (sampling).
“Sampel” adalah kelompok orang yang kita pilih menjadi objek penelitian kita. Kita
tidak mungkin menghubungi atau merekrut semua orang menjadi sampel kita, atau
beberapa orang keluar setelah lewat studi. Kelompok yang benar-benar melengkapi
penelitian kita adalah subsampel dari sampel, yang tidak terlibat termasuk non
responden atau dropout.
Orang sering bingung dengan apa yang disebut dengan pilihan acak (random
selection) dan ide tugas acak (random assignment). Kita perlu memahami perbedaan antara
pemilihan acak dan tugas acak. Dalam posisi ini kita menghargai bahwa sampling adalah
suatu proses multi-langkah dan bahwa terdapat banyak tempat kita dapat melakukan
kesalahan. Kenyataannya, ketika kita bergerak dari satu langkah ke langkah berikutnya
dalam mengidentifikasi suatu sampel, ada kemungkinan pengenalan kesalahan
sistematis atau bias. Sebagai contoh, sekalipun kita dapat mengidentifikasi dengan
sempurna populasi yang menarik untuk diteliti, kita mungkin tidak dapat menjangkau
semua mereka. Dan bahkan jika kita melakukannya kita tidak akan memiliki
perhitungan atau kerangka sampling yang tepat untuk dipilih. Sekalipun itu kita
11 | Metopen dengan teknik Scaffolding