Page 93 - Pengembangan Lab. Komputer Virtual Berbasis Cloud Computing - Suryadi Syamsu
P. 93
H. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
Sebagaimna yang dinyatakan oleh Caroline
Pratt (1948), seorang rekonstruksionis sosial yang
berpengaruhi periode itu: “nilai terbesar suatu sekolah
harus menghasilkan manusia-manusia yang dapat
berfikir secra efektif dan bekerja secara konstruktif,
yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunuai
yang lebih baik di bandingkan dengan sekarang ini
untuk hidup didalamnya”. Singkatnya, sekolah-sekolah
tidak hanya harus mentransmisikan pengetahuan
mengenai tatanan sosial yang ada, melainkan juga
harus berusaha merekonsttruksi-nya.
1. Rekonstruksi sosial dan progresivime
Rekonstruksi sosial memilik ikatan-ikatan yang
jelas pada filsafat pendidikan progresif. keduanya
melekatkan kepentingan pokonya pada pengalaman
yang dimiliki para siswa. Misalnya, karya Pratt (1948)
mengilustrasikan kesatuan rekonstruksi sosial dan
progresivisme. Pada bukunya, I Learn From Children,
ia menyatakan bahwa sekolah kota dan kampung yang
ia dirikan di kota New York pada tahun 1941 “berusaha
memcocokan sekolah dengan anak, bukan sebaliknya
menyesuaikan anak dengan sekolah”. Kelas harus
bercirikan dangan interaksi ekstensif antara guru dan
siswa dan antara para siswa itu sendiri. Lebih jauh lagi,
baik rekonstruksionisme sosial yang mampu
progresivisme menempatkan suatu tingkatan yang
tinggi pada membawa masyarakat, kedalam kelas.
Pengalaman-pengalaman siswa seringkali
mencakup perjalanan lapangan, proyek yang
didasarkan pada masyarakat/komunikasi dan
87