Page 20 - MODUL SKRIPSI
P. 20

Nilai Religiusitas Berdasarkan Agama Islam

                  Nilai  religiusitas  dalam  konteks  ini  menekankan  pada  religiusitas  Islam  sampai
               saat  ini  masih  cukup  terasa  di  tengah  masyarakat  Kota  Serang.  Penghormatan
               terhadap tokoh Agama Islam (Kyai dan Ustadz) masih bias dikatakan berada pada
               kategori  tinggi.  Religisuitas  Islam  tak  lepas  dari  sejarah  masyarakat  Kota  Serang
               yang merupakan Pusat Pemerintahan dan Peradaban Kerjaan Islam Banten (Banten
               Lama) yang nota bene berada di Kota Serang (Kasemen).

                  Upacara-upacara  seremonial  yang  terkait  dengan  ajaran  Islam,  meski  tak
               sepenuhnya  mencerminkan  ajaran  Islam  yang  „murni‟  lantaran  telah  bercampur
               dengan  adat  dan  budaya  masih  berlangsung  dengan  semarak.  Misalnya  perayaan
               Maulid Nabi Muhammad SAW yang lebih dikenal dengan istilah “muludan” menjadi
               kegiatan  upacara  yang  bukan  saja  dianggap  penting  oleh  sebagian  besar  warga
               Kota  Serang,  tapi  seolah-olah  wajib  untuk  diselenggarakan  secara  besar-besaran.
               Sampai-sampai  untuk  memeriahkannya,  sebagian  Warga  Kota  Serang  melakukan
               tindak pengorbanan yang luar biasa, seperti menguras tabungan, menjual simpanan
               emas atau bahkan dengan cara berhutang ke banyak pihak. Tradisi panjang mulud,
               terlepas  dari perdebatan  yang  meliputinya,  merupakan tradisi khas di Kota Serang
               yang tak banyak ditemui di wilayah lain di Provinsi Banten.

               Nilai Keterbukaan, Multikulturalitas, dan Toleransi




























                                                Gambar 2 Kraton Kaibon Serang
               Masyarakat  Kota  Serang  merupakan  masyarakat  yang  sangat  terbuka  terhadap
               kemajemukan.  Nilai  toleransi  atau  penghargaan  terhadap  perbedaan  dan
               keragaman  telah  menjadi  bagian  keseharian  yang  tak  terpisahkan  dari  kehidupan
               warga  Kota  Serang.  Kerusuhan  atau  konflik  yang  dipicu  oleh  isu  SARA  rasanya
               belum  pernah  terjadi  di  Kota  Serang.  Bahkan,  ketika  tahun  1998  di  Jakarta  dan
               Tangerang  yang  bertetangga  dekat  dengan  Kota  Serang  terjadi  huru  hara  yang



                                                                                                              9
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25