Page 24 - MODUL SKRIPSI
P. 24
Aspek Kuliner
Gambar 3 Makana Khas Serang
Secara garis besar, kuliner Kota Serang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
utama yang mempengaruhi kuliner Kota Serang adalah factor tradisi atau kebiasaan.
Kuliner Kota Serang umumnya ditujukan untuk kepentingan tradisi, seperti ritual
pernikahan, ritual keagungan (Idul Fitri, Idul Adha, Qunutan), syukuran (aqiqah,
sunatan, rumah, dan sebagainya), dan kenduri. Kue cuhcur dibuat dan disajikan
untuk tradisi kenduri, yakni acara memperingati tujuh (7) harinya kematian
seseorang. Kue cecuwer dibuat dan disajikan untuk ritual acara pernikahan. Kuliner
tradisi itu kini hadir dan dijajakan di Pasar Lama dan Islamic Centre (setelah tahun
1998) selama bulan Ramadhan untuk dibeli oleh para konsumennya.
Kuliner lain Kota Serang yang mempunyai nilai tradisi adalah sambel edan,
reroten, dan nasi aking. Ketiga kuliner tersebut memiliki nilai tradisi karena hanya
ditemukan dan disajikan di waktu tertentu saja. Nasi aking diolah dan dimakan saat
ritual paceklik. Sambel edan disuguhkan saat ritual pernikahan. Reroten disuguhkan
saat merayakan hari Idul Fitri. Ketiga kuliner tersebut hadir di waktu tertentu dan
tidak ditemukan di pasar, baik tradisional maupun modern. Dengan kata lain, ketiga
kuliner tersebut tidak atau belum diperjualbelikan untuk komoditas pasar. Warga
Kota Serang yang melaksanakan tradisi ini adalah warga yang tinggal di daerah
sekitar Kecamatan Taktakan, Kecamatan Walantaka, dan Kecamatan Kasemen.
Kuliner Kota Serang lain yang mendapat pengaruh Kesultanan adalah sate
bandeng, rabeg, sambel keraton/ sayur kulit gerintul/ sayur kulit tangkil, ketan bintul
dan rendang daging (kini bernama empal). Kuliner tersebut merupakan kuliner yang
mengandung nilai tradisi saat masa kesultanan, yakni ritual penjamuan di berbagai
acara, seperti khitanan, penjamuan tamu, dan makanan saat bulan Ramadhan.
Kuliner Kota Serang dipengaruhi pula oleh faktor ketersediaan bahan baku. Faktor
13