Page 52 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 52

Tidak  berapa  lama  kemudian  dua  raksasa  suami
            istri itu tiba di rumah. Mereka tidak menemukan Wanggaia
            dan  Panggelawang  di  rumahnya.  Namun,  hal  itu tidak
            dipikirkannya. Karena lapar, keduanya langsung menyantap

            makanan yang sudah disediakan. Ketika mereka sedang
            makan, burung beo piaraan mereka berkata, ”Cih, Wakeng,
            Wakiti. Anak kalian tidak ada di loteng.”

                    Mendengar  perkataan beo  itu,  Wakiti,  si  raksasa
            perempuan berkata, ”Coba, Pak, dengarkan baik-baik apa

            yang dikatakan oleh burung beo itu.”

                    “Wakeng,  Wakiti,  anak  kalian  diculik.  Anak  kalian
            tidak ada di loteng,” kata burung beo itu lagi.

                    Ketika mendengar  ucapan  burung  beo itu, kedua
            raksasa  itu  kaget.  Kemudian,  mereka  naik  ke  loteng,
            ingin melihat anaknya yang tadi tertidur di sana. Mereka

            tidak menemukan  anaknya,  Wataure, di  sana.  Mereka
            hanya  menemukan  beberapa  helai  rambut  anaknya  di
            sana. Betapa marahnya kedua raksasa itu. Mereka segera
            mencari Wanggaia dan Panggelawang. Namun, Wanggia

            dan  Panggelawang,  serta  saudara  perempuan  mereka
            telah lari. Orang-orang lain yang dikurung juga sudah tidak
            ada di sana. Dengan penuh amarah raksasa itu memburu
            mereka.

                    Wanggia  dan  kedua  saudaranya  telah  berada  di

            ujung jembatan ketika dikejar. Pada saat kedua raksasa
            itu tiba di tengah jembatan, runtuhlah jembatan tersebut



                                         45
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57