Page 50 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 50

jelas terlihat  bahwa ujung  benang  itu masuk ke rumah

            raksasa itu. Dari jauh tampak oleh mereka bahwa saudara
            perempuan mereka disekap dalam kurungan.

                    “Kak,  bagaimana  cara  kita membebaskan  Adik
            Niabai?” tanya Panggelawang.

                    “Susah, Dik. Salah-salah kita bisa ikut ditangkap.”

                    “Kalau begitu kita harus menggunakan akal kita.”

                    “Ya, itu benar. Namun, bagaimana caranya?” tanya
            Wanggaia kepada adiknya.

                    “Bagaimana  kalau  kita  pura-pura  mau  jadi

            pelayannya?  Kita bekerja pada  mereka,” begitu usul
            Panggelawang.

                    “Bagus,  saya  kira  itu usul  bagus.  Kakak  setuju,”
            jawab Wanggaia.

                    Keduanya  pun  masuk  ke dalam  rumah  raksasa
            itu. Begitu sampai di pintu, ia disambut oleh Wakeng, si

            raksasa laki-laki.
                    “Hahaha,  sungguh  kebetulan.  Kalian  datang  ke

            sini sendiri. Jadi, saya tidak perlu menculik kalian. Wah,
            tambah banyak lauk-paukku,” kata Wakeng.

                    “Wahai raksasa. Kami datang ke sini bukan untuk
            menyerahkan  diri.  Kami  datang  untuk  mengabdi.  Kalau
            boleh, kami akan bekerja untukmu,” kata Wanggaia.






                                         43
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55