Page 37 - Raja Rokan
P. 37

4. PENOBATAN SUTAN SAKTI ALAM




                Waktu  berjalan  dengan cepat. Sutan  Seri  Alam  telah empat
            bulan meninggalkan kerajaan. Putri Sangka Bulan tampak sedih
            dan  kecewa  atas  tindakan  Sutan  Seri Alam.  Oleh  karena  itu,  ia
            memanggil Sutan Pamuncak ke istana. Setelah Sutan Pamuncak
            hadir, Putri Sangka Bulan  menyampaikan keinginannya untuk
            mengadakan syukuran untuk  menobatkan Sutan  Sakti  Alam
            sebagai penggantinya.

                Akan tetapi, Sutan Sakti Alam menolak diangkat menjadi raja
            karena ia masih mengharapkan kedatangan kakaknya.

                Setelah mendengar penolakan Sutan Sakti Alam, Putri Sangka
            Bulan  mengeluh kepada Sutan  Pamuncak,  “Sutan  Pamuncak,
            saya menghadapi kesulitan untuk menentukan pengganti raja di
            Pagaruyung.”

                “Baik, Tuan Putri, hamba akan membantu memikirkannya dan
            akan membujuk Sutan Sakti Alam agar mau menerima keinginan
            Putri.”

                Seperti  layaknya murid  yang lain,  Sutan  Sakti  Alam  sangat
            berbakti  kepada gurunya.  Setelah  diberi  pengertian oleh Sutan
            Pamuncak,  ia bersedia  menjadi raja di  Pagaruyung. Perhelatan
            dilangsungkan dengan sederhana. Para tetua  kerajaan
            menyaksikan upacara itu. Upacara berlangsung dengan khidmat.
            Karena Sutan Sakti  Alam  masih lajang,  upacara berlangsung
            singkat.

                Putri Sangka Bulan  merasa lega setelah menobatkan putra
            keduanya. Ia  tampak  lebih ceria dan murah senyum karena
            bebannya telah berkurang. Ia sering bercanda dengan putra dan
            putrinya. Namun, ia kadang teringat akan putra sulungnya. Untuk
            itu, ia selalu berdoa demi keselamatan anaknya di perantauan.






                                         30
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42