Page 41 - Raja Rokan
P. 41
5. KERAJAAN ROKAN
Rombongan Sutan Seri Alam telah menempuh perjalanan
hampir satu minggu lamanya. Siang dan malam Sutan Seri Alam
selalu berdoa. Ia mohon petunjuk kepada Tuhan Yang Mahakuasa
agar diberi kemudahan dalam segala hal. Pada saat seperti itulah ia
dilatih untuk bertanggung jawab. Dari hari ke hari sang pangeran
tampak pendiam. Ia jarang bergurau. Kesabarannya bertambah
dan ia tidak cepat marah. Bahkan, ia selalu melerai jika terjadi
perselisihan di antara pengikutnya.
Pada hari ketujuh, mereka berjalan hampir satu hari penuh.
Menjelang sore hari mereka menemukan kesulitan untuk
menyeberangi sungai karena sungai itu tampak lebar dan dalam
serta arusnya sangat deras. Suasana di sekitar sungai itu pun
sunyi. Bahkan, tidak terlihat rakit untuk menyeberang. Untuk itu,
Sutan Seri Alam memerintahkan rombongan untuk berhenti.
“Sebaiknya kita bermalam di sini dan sebelum malam tiba
tenda sudah terpasang untuk tempat berlindung.”
Sebagian anggota rombongan dengan cekatan menyiapkan
segala peralatan. Tiba-tiba ada seseorang dari rombongan datang
sambil menari kegirangan, “Hai, kawan-kawan, kita tidak perlu
membuat tenda. Karena tidak jauh dari tempat ini, di dekat pohon
randu tua itu, aku melihat gubuk kosong. Gubuk itu cukup besar.”
Berita itu membuat teman serombongan bergembira. Setelah
mereka menemukan gubuk kosong, baru terpikir bahwa peralatan
untuk menyeberangi sungai belum ada. Untuk itu, Bujang Muda
mengajak kawannya membuat rakit penyeberangan.
“Wah, daripada membuat rakit, lebih baik kita lihat dulu
kedalaman sungai ini. Siapa tahu sungai itu tidak dalam. Ayo, kita
terjun!”
34