Page 44 - Raja Rokan
P. 44
Mereka tertawa terpingkal-pingkal memecahkan kesunyian.
Meskipun hari telah siang, mereka terus melanjutkan perjalanan
karena ingin cepat sampai tujuan. Karena terlalu bersemangat,
makan siang pun mereka lakukan sambil berjalan. Melihat hal itu,
Sutan Seri Alam memutuskan untuk beristirahat. Rombongan
memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan lelah di
lapangan dekat empang yang airnya jernih. Selama beristirahat,
di antara mereka ada yang mandi dan ada yang sempat tertidur.
Mereka dibangunkan ketika rombongan akan meneruskan
perjalanan.
Saat menjelang malam hari, rombongan Sutan Seri Alam telah
sampai di sebuah perdesaan. Sebagai pendatang, Sutan Seri Alam
melaporkan kedatangannya di perdesaan itu kepada kepala desa.
“Betul, sayalah kepala desa di sini. Silakan Tuan dan
rombongan menginap di rumah saya. Sudah menjadi kebiasaan
para tamu untuk menginap di rumahku ini,” sambut kepala desa
yang baik hati itu.
“Terima kasih atas tawaran Bapak. Kami minta izin akan
bermalam di desa ini hanya satu malam karena besok pagi kami
harus melanjutkan perjalanan.”
“Oh, baik…kalau begitu, seluruh tamu dapat menginap di
rumahku sekalipun sebagian rombongan hanya tidur di serambi.
Anak-anak kecil dan sebagian wanita dapat tidur di kamar.”
Ketika mendengar tawaran itu, seorang anak buah Sutan
Seri Alam berbisik, “Paduka, menurut hemat hamba tawaran itu
sebaiknya kita terima.”
Ia mengharap agar pimpinannya tidak menyia-nyiakan
tawaran itu. Akhirnya, Sutan Seri Alam memutuskan menerima
tawaran kepala desa itu.
Belum lama mereka tertidur tiba-tiba terdengar suara
kentongan bertalu-talu. Rombongan Sutan Seri Alam lebih dahulu
mendengarkan suara itu.
37