Page 38 - Raja Rokan
P. 38
Sambil tersenyum kecil, Putri Sangka Bulan memerintahkan
pengasuhnya, “Nila Gempita, panggillah tukang kaba istana. Aku
ingin menghibur diri dan mendengarkan ia berkaba.”
“Baik Tuan Putri, hamba segera memanggil Demang Palindih,”
sahut Nila Gempita.
Tidak lama kemudian, datanglah Demang Palindih. “Tuan
Putri, hamba datang menghadap.”
“Demang, aku ingin menghibur hatiku. Bacakanlah kaba
untukku!”
Demang Palindih beringsut maju mendekat ke singgasana
sang Putri. Setelah Demang mengatur napas, berkumandanglah
kaba “Rambun Pamenan” dari suara merdu Demang Palindih.
Rambun Pamenan adalah seorang pemuda yang gagah perkasa
dari negeri Kampung Dalam. Ia pergi dari istana meninggalkan
tunangannya yang bernama Puti Dayang Sudah.
Rambu Pamenan menuju negeri Camin Taruih untuk
membebaskan ibunya, Puti Lindung Bulan karena ibunya
dipenjara oleh Raja Aniayo yang terkenal sangat kejam. Dengan
susah payah dan melewati rintangan yang cukup sulit, Rambun
Pamenan berhasil meloloskan ibunya dari penjara.
Rambun Pamenang kemudian mengajak ibunya pulang ke
Kampung Dalam. Sesampai di Kampung Dalam, mereka disambut
oleh sanak keluarganya. Puti Dayang Sudah segera menemui
kekasihnya. Tidak lama kemudian, perkawinan antara Rambun
Pamenan dan Puti Dayang Sudah dilangsungkan. Rambun
Pamenan lalu diangkat menjadi raja dan mereka hidup bahagia.
Hari sudah larut malam, Putri Sangka Bulan memberi isyarat
kepada Demang Palindih untuk menyelesaikan tugasnya. Wajah
Tuan Putri tampak berseri menandakan hatinya gembira.
31