Page 33 - Raja Rokan
P. 33

Dengan gerakan cepat dan sigap ia berhasil meraih tubuh
            Sutan Seri Alam sambil berkata, “Jangan mencoba mengusik putra
            Raja Pagaruyung! Akulah lawanmu jika kalian berani! Ayo kejar
            aku!”

                 Para perampok terkesima menyaksikan kejadian itu.

                “Kalau begitu, bagaimana dengan pendekar yang satu ini? Ia
            telah mengaku sebagai pangeran. Kita ditipunya.”

                Salah  seorang dari  mereka mengingatkan, “Sudahlah,  kita
            tinggalkan saja ia di tempat ini biar ia diterkam harimau.”

                Beberapa  lama  kemudian,  Sutan  Bagindo  sadar dari
            pingsannya. Ia mencoba membaca mantra untuk mengurangi rasa
            sakit di badannya lalu mencari dedaunan obat di hutan itu. Tak
            lupa ia juga berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar lukanya
            cepat sembuh.

                Sesampai di pertapaan,  Aji Panalihan  merawat  luka  Sutan
            Seri  Alam. Pertapa  tua  itu teringat  pada Raja  Pagaruyung yang
            dikenalnya dengan baik. Ia khawatir racun akan mengikuti aliran
            darah ke seluruh tubuh  pangeran. Sambil  merawat  Sutan  Seri
            Alam, Aji Panalihan menasihati Sutan Seri Alam agar mengubah
            tingkah lakunya yang tidak baik.
                “Apakah di rumah kelakuanmu  seperti  itu?  Kau  memang
            terkutuk!  Anak  tidak  tahu  berterima  kasih  pada ibumu. Aku
            sebagai pertapa ikut bertanggung jawab atas kebesaran Kerajaan
            Pagaruyung. Apalagi,  kau sebagai putranya. Jagalah negerimu!
            Sebagai anak raja kau tidak dapat menghindar dari tugas berat.
            Makin menjauh dari kesulitan, hidupmu makin sengsara.  Inilah
            buktinya.  Kau  terlunta-lunta  di hutan.  Cobalah  kau  sekarang
            berjalan ke sungai dengan kakimu yang masih sakit itu. Rasakan
            dan hayati penderitaanmu hingga kau menyadari kesalahanmu!”
            Demikian kata-kata Aji Panalihan.







                                         26
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38