Page 47 - Si Cantik dan Mentri Hasut
P. 47

“Patik tahu, Tuanku. Akan tetapi, patik berempat takut

            mempersembahkan siapa yang melakukannya.”

                    ”Jangan engkau takut! Aku tidak akan marah! Katakan!”

                    “Siapa lagi kalau bukan Mahsyud Hak. Sekarang barang itu
            ada padanya karena ia ingin menjadi raja. Bahkan kabarnya telah
            banyak orang yang menjadi pengikutnya,” kata Menteri Ajsam yang
            tertua di antara mereka.


                    Mendengar  sembah  keempat  guru  itu,  baginda  pun
            murkalah  kepada  Mahsyud  Hak.  Raja  hendak  membunuhnya.
            Kabar itu pun didengar oleh permaisuri Marika Dewi. Pikimya, “Jika
            Mahsyud Hak mati, binasalah negeri ini.” Kemudian, ia membuat
            surat yang diletakkan di dalam makanan dan menyuruh biduanda
            mengantarkan  makanan  kepada  Mahsyud  Hak.  Biduanda  yang
            mengantar surat itu diterima :oleh Citatah. la maklum kalau Putri
            Marika Dewi mengantar makanan, biasanya ada kabar yang harus
            segera diketahui. “Katakan kepada Permaisuri bahwa aku telah
            menerima makanan ini. Aku ucapkan terima kasih.”


                    Biduanda itu kembali ke istana melaporkan tugasnya.
            Citatah membuka kiriman itu. Temyata, benar di dalam makanan
            itu terdapat sepucuk surat. Surat itu diberikan kepada Mahsyud
            Hak. Mahsyud membaca surat yang bersembunyi demikian.

                    “Sebaiknya,  Adikku  Mahsyud  Hak  pergi  bersembunyi
            dahulu karena Raja sedang murka kepada Adikku! Jika masih ada
            hayat di kandung badan, kelak kita dapat bertemu lagi dan Allah







                                         40
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52