Page 62 - Si Cantik dan Mentri Hasut
P. 62
Pertama, seorang yang bukan musuhnya tiba-tiba
menampar dan menggocohnya. Akan tetapi, orang yang digocohnya
itu tidak marah. Bahkan, bertambah kasih sayangnya. Kedua, oleh
karena ada salahnya seseorang itu dimarahi. Namun, orang yang
memarahi itu menjadi sangat sedih. Siapakah yang dimarahi dan
siapa yang memarahinya? Ketiga, dua orang yang berkasih-kasihan
bila salah seorang meninggal seorang lagi mau juga meninggal. Akan
tetapi, kadang-kadang timbul rasa benci di antara mereka bagaikan
seteru yang amat besar. Keempat, sebuah kolam yang berisi pohon
bunga tanjung dan dihinggapi sekawanan burung. Bila seekor
burung hinggap pada sekuntum bunga, burung yang seekor tidak
dapat. Apabila dua ekor burung hinggap pada sekuntum bunga,
lebih sekuntum bunga. Berapa jumlah burung dan berapa kuntum
bunga? Katakan jawabannya padaku!”
Raja terdiam dan pucat wajahnya karena tak satu pun
pertanyaan itu yang diketahui jawabannya. Melihat raja serupa itu,
dewa berkata, “Hai Raja, kalau engkau tidak menjawab pertanyaanku
ini, dalam waktu tujuh hari negeri ini akan kubinasakan,” ancam
dewa itu. Lalu, dewa itu berkata lagi.
“Manusia itu terdiri dalam empat macam perangainya.
Pertama bebal, kedua bingung, ketiga cerdik, dan keempat bijaksana.
Orang itu disebut bebal karena mendengarkan kata yang jahat hingga
takut dan dukacita. Akibatnya, ia kehilangan akal dan menggunakan
akal orang lain. Orang itu disebut dungu bila mendengar perkataan
yang jahat menjadi marah hingga hilang akal dan badannya kaku-
kaku. Orang yang cerdik akalnya tidak pada kebajikan.
55