Page 8 - Model Problem_Posing_STEM
P. 8

lebih menekankan pada perkembangan kognitif  siswa sebagai manusia individu

                        yang  mandiri,  sementara  Vygotsky  mementingkan  perkembangan  kognitif  anak
                        sebagai makhluk sosial, dan merupakan bagian integral dari masyarakat.

                               Selanjutnya teori belajar konstruktivisme yang melibatkan partisipasi dosen

                        bersama  mahasiswa  dalam  membentuk  pengetahuan,  membuat  makna,  mencari
                        kejelasan,  bersikap  kritis,  dan  mengadakan  justifikasi.  Menurut  prinsip

                        konstruktivisme, seorang pembelajar berperan sebagai mediator dan fasilitator yang
                        membantu agar proses belajar mahasiswa berjalan dengan baik. Teori inilah yang

                        akan menumbuhkan model Problem Posing berorientasi STEM dengan berbantuan

                        komputer  sehingga  akan  memberikan  makna  setiap  konsep  abstrak  didalam
                        Kalkulus. Menurut  Dick  Carey, dkk (2015) menyatakan bahwa tugas seorang guru

                        atau dosen adalah menciptakan lingkungan belajar, yang sering diistilahkan sebagai
                        ''scenario  of  problems'',    yang  mencerminkan  adanya  pengalaman-pengalaman

                        belajar yang bersifat otentik atau nyata dan dapat diaplikasikan dalam sebuah situasi
                        pembelajaran.  Senada  dengan  itu  Uba  Umbara  (2017)  menyatakan  bahwa  guru

                        tidak  lagi  menduduki  tempat  sebagai  pemberi  ilmu  dan  sebagai  satu-satunya

                        sumber belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi
                        siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

                               Teori Konstruktivisme ini memiliki andil yang besar dalam pembentukan
                        model problem posing berorientasi STEM karena manusia secara aktif membangun

                        pengetahuan baru saat berinteraksi dengan lingkungannya. Apapun yang seseorang

                        lakukan  baik  membaca,  melihat,  mendengar,  merasakan,  menyentuh  atau
                        mempraktekan  selalu  dihubungkan  dengan  pengetahuan  yang  telah  didapatkan

                        sebelumnya  (prior  knowledge).  Pengetahuan  ini  dapat  diperkuat  bila  seseorang
                        dapat  menggunakannya  dengan  sukses  dalam  lingkungan  yang  lebih  luas.

                        Khususnya dalam model yang akan dikembangkan melibatkan simulasi Phat dan

                        program Geogebra untuk membantu menemukan konsep dalam Kalkulus.
                               Landasan  filosofi  berikutnya  adalah  teori  Pragmatisme  pendidikan  yang

                        dipelopori oleh filsuf Amerika John Dewey. Teori ini didasarkan pada perubahan,
                        proses, relatifitas, dan rekonstruksi pengalaman. Pragmatisme pendidikan Dewey

                        dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin bahwa semua makhluk hidup baik




                                                                                     7
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13