Page 9 - Model Problem_Posing_STEM
P. 9
secara biologis maupun sosiologis memiliki naluri untuk bertahan hidup dan untuk
berkembang. Setiap organisme hidup di dalam habitat atau lingkungannya. Dalam
proses kehidupan, organisme manusia mengalami situasi-situasi yang problematik
sebagai ancaman bagi kelanjutan eksistensinya. Manusia yang sukses dalam hal ini
adalah yang mampu memecahkan masalah-masalah itu dan menambahkan rincian-
rincian dari proses-proses pemecahan masalah yang berbeda-beda kedalam gudang
pengalaman-pengalamannya untuk digunakan menghadapi masalah-masalah yang
mungkin saja mirip di masa akan datang.
Pragmatisme menafsirkan pengetahuan sebagai proses di mana realitas terus
berubah. Belajar terjadi saat orang tersebut terlibat dalam pemecahan masalah, yang
dapat dialihkan ke berbagai variasi dari subjek dan situasi (Ornstein & Hunkins,
2018). Teori ini mempertimbangkan pandangan Darwin, untuk hidup tergantung
dari kemampuan memecahkan masalah-masalah, maka pendidikan menjadi tempat
pelatihan bagi keterampilan-keterampilan dan metode-metode pemecahan masalah
(problem solving skills and methods). Peranan teori ini pada pembentukan model
problem posing berorientasi STEM sangat dominan, karena mahasiswa belajar
lebih banyak dan lebih cepat ketika dosen mendorong rasa keingintahuan alami
mereka, sesuai dengan Pendidikan abad 21 yang mengharuskan mahasiswa
memiliki kemampuan untuk dapat memecahkan berbagai permasalahan yang
dihadapi dalam kehidupannya.
Akhirnya teori belajar Instruksional menjadi dasar pembentukan model ini
karena sesuai dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam
pembelajaran yang menggunakan berbagai multi media, aplikasi online yang
berbasis komputer, sehingga menghasilkan bentuk-bentuk baru pembelajaran. Hal
ini berakibat terhadap terfasilitasinya dan meningkatnya kemandirian belajar bila
dibandingkan dengan bentuk pembelajaran tradisional. Banyak kasus pembelajaran
daring pebelajar dapat mengambil materi dan konten yang mereka sukai, kapan pun
dan di mana pun mereka mau dengan cepat. Dengan instruksi-instruksi dalam
pembelajaran, kemampuan untuk belajar mandiri menjadi lebih penting bagi
mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mencapai hasil pembelajaran
yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Reigeluth et al, 2017) menyatakan
8

