Page 131 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 131

kalangan mujtahid dan berlaku untuk orang awam. Alasannya ialah bahwa untuk sampai

                   dapat menghasilkan ilmu yang meyakinkan dalam ushuluddin (seperti tentang keesaan
                   Allah  dan  lainnya)  adalah  wajib  atas  Rasul  berdasarkan  firman  Allah  dalam  surat

                   Muhammad (47): 19:

                                                                                             َ
                                                                                         َّ
                                                                                                   َ َ
                                                                                                 ُ
                                                                                    َُ َّ لِلٱَلَّإََهلإَ  َ لََّۥهَّنأَملْعٱَف
                                                                                                     ْ
                                                                                          ِ
                                                                                             ِ
                          Artinya: Ketahuilah wahai Muhammad bahwa tiada Tuhan selain Allah.
                          Ayat  ini  menunjukkan  wajib  mengetahui  Allah.  Mengetahui  sampai  kepada
                   keyakinan  itu  hanya  dapat  dilakukan  dengan  ilmu  dan  tidak  dengan  ikut-ikutan.  Hal
                   tersebut berlaku pula untuk kita, karena kita disuruh mengikuti jejak Nabi Muhammad
                   SAW.

                          Sementara itu, taqlid dapat terbagi menjadi dua jenis, yakni:
                   1.  Taqlid yang umum.

                              Penjelasanya  adalah  berikut  ini,  seseorang  berpegang  pada  suatu  madzhab

                       tertentu  yang  ia  mengambil  rukhshoh-rukhshohnya  dan  azimah-azimahnya  dalam
                       semua urusan agamanya. Dan para ‘ulama telah berbeda pendapat dalam masalah ini.

                       Diantara mereka ada yang berpendapat wajibnya hal tersebut dikarenakan (menurut
                       mereka, pent) orang-orang muta-akhirin memiliki udzur (tidak mampu, pent) untuk

                       ber-ijtihad; diantara mereka ada yang berpendapat haramnya hal tersebut karena apa
                       yang ada padanya dari keharusan yang mutlak dalam mengikuti orang selain Nabi

                       Saw.

                   2.  Taqlid yang khusus.
                              Penjelasannya adalah, bahwa seseorang mengambil pendapat tertentu dalam

                       kasus  tertentu,  maka  ini  boleh  jika  ia  lemah/tidak  mampu  untuk  mengetahui  yang
                       benar  melalui  ijtihad,  baik  ia  lemah  secara  hakiki  atau  ia  mampu  tapi  dengan

                       kesulitan yang sangat.


               C.  Syarat-syarat bertaqlid

                          Menurut  Sudarsono,  syarat-syarat  taqlid  dapat  dibagi  dua,  yaitu  syarat  orang
                   yang  ber-taqlid  dan  syarat  orang  yang  di-taqlidi.  Syarat    ber-taqlid:  Orang  yang

                   diperbolehkan  untuk  bertaqlid  adalah  orang  awam  atau  orang  biasa  yang  tidak

                   mengetahui cara-cara mencari hukum syari`at. Ia boleh mengikuti pendapat orang yang
                   pandai dan mengamalkannya. Adapun orang yang pandai dan sanggup mencari sendiri

                   hukum-hukum syari`at maka harus berijtihad sendiri, bila waktunya masih cukup. Akan



                                                                          USHUL FIKIH  -  KELAS XII 122
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136