Page 132 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 132

tetapi  bila  waktunya  sudah  sempit  dan  dikhawatirkan  akan  ketinggalan  waktu  untuk

                   mengerjakan  yang  lain  (dalam  soal-soal  ibadah),  maka  menurut  suatu  pendapat  boleh
                   mengikuti pendapat orang pandai lainnya.

                          Sedangkan syarat orang yang ditaqlidi terbagi menjadi dua hukum yaitu:
                    1.  Hukum akal

                              Dalam  hukum  akal  tidak  boleh  ber-taqlid  kepada  orang  lain  seperti
                       mengetahui adanya zat yang menjadikan alam serta sifat-sifatnya dan hukum akal

                       lainnya.  Karena  jalan  menetapkan  hukum-hukum  tersebut  ialah  akal,  sedangkan

                       setiap orang punya akal. Jadi tidak ada gunanya jika bertaqlid dengan orang  lain.
                       Allah Swt. mencela taqlid, sebagaimana firman-nya:

                                      َ لوأَ َ اَنء اَباءَِهْيلَعَاَنْيَفلأَ امَُعبَّتَنَْلَبَاولاَقَُ َّ لِلٱََل َزنأَ امَاوُعبَّتٱَمُهلََليِقَاَذإو
                     َ َ لََّمُهُؤ اَباءََناَكَو َ َ َ ْ  َ  َ  َ  َْ  َ  ِ  ۟ ُ   َ  َ  ۟  ِ ُ  َ      ِ َ
                         ْ
                               َ
                                                                                                      ُ
                                                                                      ُ
                                                                                   ََنودَتْهَيَ َ لَّوَاـْيَشََنولِقْعَي
                                                                                             َ ًٔ
                              Artinya:  Apabila  dikatakan  kepada  mereka,  ikutilah  perintah  yang
                       diturunkan  Allah,  maka  mereka  menjawab  :  tetapi  kami  mengikuti  apa-apa  yang

                       kami peroleh dari orang tua kami. Meskipun orang tua mereka tiada memikirkan

                       sesuatu apa pun dan tidak pula mendapat petunjuk. (al-Baqarah :170).
                    2.  Hukum syara`

                              Hukum syara` dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (a). Yang diketahui dengan
                       pasti dari agama seperti wajib salat lima waktu, puasa, zakat dan haji, juga tentang

                       haramnya  zina  dan  minuman  keras.  Dalam  soal-soal  tersebut  tidak  boleh  taqlid,
                       karena semua orang dapat mengetahuinya; (b). Yang diketahui dengan penyelidikan

                       dan  mencari  dalil,  seperti  soal-soal  ibadah  yang  kecil,  dalam  hal  semacam  ini

                       diperbolehkan taqlid.
                          Tidak  hanya  taqlid  yang  diperbolehkan  saja  yang  ada,  tetapi  taqlid  yang

                   diharamkan  juga  ada,  yaitu  :  1)  Taqlid  semata-mata  mengikuti  adat  kebiasaan  atau

                   pendapat nenek moyang atau orang dahulu kala yang bertentangan dengan Alquran dan
                   Hadis.    2)  Taqlid  kepada  orang  yang  tidak  diketahui  bahwa  dia  pantas  diambil

                   perkataannya.  3)  Taqlid    kepada  perkataan  atau  pendapat  seseorang,  sedangkan  yang
                   bertaqlid mengetahui bahwa perkataan atau pendapat itu salah.









                                                                          USHUL FIKIH  -  KELAS XII 123
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137