Page 129 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 129
masalahnya (yang ditaqlidi) bukan dalam ushuluddin (pokok agama/aqidah, pent)
yang wajib bagi seseorang untuk meyakininya; karena masalah aqidah wajib untuk
diyakini dengan pasti, dan taqlid hanya memberi faidah dzonn (persangkaan). dan
yang rojih (kuat) adalah bahwa yang demikian bukanlah syarat, berdasarkan
keumuman firman Allah subhanahu wa ta’ala :
ْ
َ
َّ
ّ
َ ۟ ُ
ً
َ
َ
َ ٤٣ ََنو َ ُملْعَتَ َ لََّمُتنُكَنإَرْكِذلٱََلْهأَاولـْسَفََمهْيلإَى ِ حوُْنَلَّاَجرَلَّإََكِلْبَقَنِمَاَنلَس ْ رأَ امو
ۚ
ِ
ْ
ِ ِ
َ َ
ِ
ْ ِ ِ
Artinya: “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui.” (QS. an-Nahl: 43).
Ayat ini adalah dalam konteks penetapan kerasulan yang merupakan
ushuluddin, dan karena orang awam tidak mampu untuk mengetahui (yakni ber-
istinbath dan istidlal) kebenaran dengan dalil-dalinya. Maka jika ia memiliki udzur
dalam mengetahui kebenaran, tidaklah tersisa (baginya) kecuali taqlid, berdasarkan
firman AllahSwt:
۟
۟
۟
۟
َ
َ
َ ّ
َ
َ َ
َّ
َۦ ِهِسْفَنََّحُش َ قوُيَنموََمُكِسُفن ِ لَْا ً رْيَخَاوُقِفنأوَاوُعيِطأوَاوُعمْسٱوَمُتْعطَتْسٱَامََلِلٱَاوُقَّتٱَف
َ َ ْ
َ
َ
َ ْ
َ
َ
َ ُ
ْ
١٦ ََنوُحِلْفُملٱَمُهََكِئل ۟ وأَف
ُ
Artinya: “Bertakwalah kepada Alloh semampu kalian.” (QS. at-Taghobun: 16)
B. Ruang Lingkup Taqlid
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang mengisyaratkan melarang orang Islam
ikut-ikutan dalam menjalankan agama, di antaranya firman Allah dalam surat
Luqman(31): 21:
۟
َ
َ َ
۟ ُ
َ
َ
َ
َُنطْيَّشلٱََناَك َ َْ ولوأََۚ اَنء اَباءَِهْيلَعَاَنْد َجوَامَُعبَّتَنَْلَبَاولاَقَُ َّ لِلٱََل َزنأَ امَاوُعبَّتٱَمُهلََليِقَاَذإو
ِ
َ َ
َ
َ
ِ ُ
َ
َ
ِ َ
َ
َ ريِعَّسلٱَِباَذَعَىلإَمُهوُعْدَي
ِ
ِ ْ
Artinya: Bila dikatakan kepada mereka ikutilah apa-apa yang telahditurunkan
Allah mereka berkata: bahkan kami mengikuti apaapayang kami temukan bapak-
bapakkami melakukannya.
Di samping itu, ada pula ayat yang mengisyaratkan tidak perlu semua mendalami
pengetahuan agama, tapi cukup sebagian orang saja, sebagai mana diterangkan dalam
firman Allah pada surat al-Taubah (9): 122:
USHUL FIKIH - KELAS XII 120