Page 120 - FIKIH_MA_KELAS X_KSKK_2020
P. 120
4. Selesainya Hak Pemanfaatan Barang
Hak pemanfaatan barang dinyatakan selesai dengan tiga hal:
a. Habisnya waktu yang telah disepakati dalam transaksi. Seperti transaksi persewaan
barang dengan batas waktu satu bulan. Maka setelah satu bulan, pihak penyewa tidak
berhak memanfaatkan barang sewaan lagi. Karena hak pemanfaatannya telah selesai.
b. Rusaknya barang. Seperti barang sewaan atau barang pinjaman rusak dalam
pertengahan waktu yang telah ditentukan.
c. Meninggalnya pemilik barang. Artinya jika pemilik barang meninggal maka hak
pemanfaatan barang dinyatakan selesai. Ini berlaku jika hak pemanfaatan barang
dimiliki dengan cara transaksi i’ārah, karena transaksi i’ārah termasuk akad jā’iz
(transaksi yang tidak mengikat). Jika hak pemanfaatan barang dimiliki dengan cara
transaksi ijārah maka hak pemanfaatan barang tidak dinyatakan selesai walaupun
pemilik barang meninggal, karena transaksi ijārah termasuk akad lāzim (transaksi
yang mengikat). Begitu juga jika hak pemanfaatan barang dimiliki dengan cara
transaksi wasiat atau wakaf, maka hak pemanfaatan barang tidak dinyatakan selesai
dengan meninggalnya pemilik barang. Karena hak pemanfaatan barang dalam
transaksi wasiat baru dimulai setelah pemilik barang meninggal. Sedangkan hak
pemanfaatan barang dalam akad wakaf tanpa batas waktu dan tidak bisa dinyatakan
selesai karena pemilik barang meninggal.
B. AKAD (TRANSAKSI)
1. DALIL
Dalil yang mendasari legalitas akad adalah firman Allah Swt. QS. Al-Māidah (5) : 1 َ
َ
ُ
ا
ْ
ُ َ َ
ُ ُ
َ ُّ َ
ْ
5 ) َ َ:َةدئالْا(َدوقعلابَاوفوأَاونمآَنيذلاَاهيأَاي
ِ
ِ
ِ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”. (QS. Al-Māidah [5] : 1)
2. DEFINISI
Secara bahasa akad adalah hubungan antara beberapa hal. Secara istilah akad memiliki
dua makna, yakni makna umum dan makna khusus. Definisi akad secara umum adalah
rencana seseorang untuk mengerjakan sesuatu, baik atas dasar keinginan tunggal (satu
orang) seperti akad wakaf dan talak, atau butuh dua keinginan (dua orang) untuk
mewujudkannya seperti akad jual beli dan akad perwakilan. Adapun definisi akad secara
khusus adalah ījāb dan qabūl dengan cara yang dilegalkan syariat dan berkonsekuensi
terhadap barang yang menjadi obyek akad. Sehingga mengecualikan cara yang tidak
108 BUKU FIKIH X MA