Page 122 - FIKIH_MA_KELAS X_KSKK_2020
P. 122
Yaitu akad yang tidak boleh digagalkan secara sepihak tanpa ada sebab yang
menuntut untuk menggagalkan akad seperti ada cacat dalam obyek akad. Akad
lāzim tidak bisa batal sebab meninggalnya salah satu atau kedua pelaku akad.
Seperti akad ijārah (persewaan) dan akad hibah (pemberian) setelah barang
diterima mauhūb lah (pihak penerima).
2) Akad Jā’iz
Yaitu akad yang boleh digagalkan oleh pelaku akad. Seperti akad wakālah
(transaksi perwakilan) atau akad wadī’ah (transaksi penitipan barang). Akad
jā’iz berbeda dengan akad lāzim, yakni jika salah satu pelaku akad meninggal
maka berkonsekuensi membatalkan akad.
Secara detail, ada tiga macam:
a) Lāzim dari kedua pelaku akad.
b) Jā’iz dari kedua pelaku akad.
c) Lāzim dari satu pihak dan jā’iz dari pihak lain.
Akad yang tergolong dalam kategori lāzim dari kedua pelaku akad ada lima belas:
No. Jenis Akad
1. Bai’; transaksi jual beli. jika masa khiyār telah habis.
2. Salam; transaksi pesanan. jika masa khiyār telah habis.
3. Ṣuluḥ; transaksi perdamaian.
4. Hawālah; transaksi peralihan hutang.
5. Ijārah; transaksi persewaan.
6. Musāqāh; transaksi pengairan.
Hibah ; transaksi pemberian. Jika barang telah diterima selain pemberian dari
7. orangtua kepada anaknya.
8. Wasiat ; setelah adanya penerimaan dari pihak penerima wasiat.
9. Nikah.
10. Mahar.
11. Khulu’; transaksi permintaan cerai dari pihak istri dengan ‘iwaḍ (imbalan).
12. I’tāq; transaksi memerdekakan budak dengan ‘iwaḍ (imbalan).
110 BUKU FIKIH X MA