Page 121 - FIKIH_MA_KELAS X_KSKK_2020
P. 121

dilegalkan  syariat  seperti  kesepakatan  untuk  membunuh  seseorang,  maka  tidak

                    dinamakan akad.
                3.  STRUKTUR AKAD

                    Struktur akad terdiri dari empat unsur:
                    a. Ṣīgah

                       Yaitu ījāb dan qabūl yang menunjukkan keinginan pelaku akad untuk melangsungkan
                       akad baik dengan cara ucapan, pekerjaan (mu’āṭāh), isyarat dan tulisan.

                    b. Āqid

                       Ījāb dan qabūl tidak mungkin terealisasi tanpa adanya pelaku akad. Maka dalam akad
                       harus ada āqid (pelaku akad) untuk melangsungkan akad.

                    c. Ma’qūd ‘alaih

                        Yaitu  obyek  akad.  Ma’qūd  ‘alaih  ada  kalanya  berupa  barang  seperti  dalam  akad
                        hibah (pemberian), atau tidak berupa barang seperti mempelai wanita dalam akad

                        pernikahan, atau berupa manfaat seperti dalam akad ijārah (persewaan).
                    d. Tujuan akad

                       Yaitu  tujuan  pelaku  akad  untuk  melangsungkan  akad.  Tujuan  akad  akan  berbeda
                       dalam setiap akad. Seperti:

                       1)  Akad Bai’, tujuan akad : memindah kepemilikan barang kepada pembeli dengan

                           alat pembayaran.
                       2)  Akad  Ijārah,  tujuan  akad  :  memindah  kepemilikan  manfaat  barang  kepada

                           penyewa dengan alat pembayaran.
                       3)  Akad Hibah, tujuan akad : memindah kepemilikan barang tanpa imbalan.

                4.  MACAM-MACAM AKAD
                    a. Macam-macam akad berdasarkan obyek akad ada dua:

                        1)  ‘Aqdun Māliyyun

                            Yaitu  akad  yang  tejadi  pada  obyek  akad  berupa  harta,  baik  kepemilikannya
                            dengan sistem timbal balik seperti akad bai’ (jual beli), atau tanpa timbal balik

                            seperti akad hibah (pemberian) dan akad qorḍ (utang-piutang).

                        2)  ‘Aqdun Gairu Māliyyin
                            Yaitu  akad  yang  obyek  akadnya  tidak  berupa  harta  seperti  akad  wakālah

                            (perwakilan).
                       b.  Macam –macam akad berdasarkan boleh digagalkan atau tidak ada dua:

                         1)  Akad Lāzim




                                                                                           FIKIH X    109
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126