Page 68 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
P. 68

PRESIDEN
                                                   REPUBLIK INDONESIA



                                                       -       68       -



                                        (2)  Sanksi administratif berupa pencabutan tetap sebagai

                                             arbiter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mulai

                                             berlaku sejak tanggal arbiter  menyelesaikan perselisihan
                                             yang sedang ditanganinya.





                                                         Pasal 121

                                        (1)  Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal

                                             117, Pasal 118, Pasal 119 dan Pasal 120 dijatuhkan oleh

                                             Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

                                        (2)  Tata cara pemberian dan pencabutan sanksi akan diatur

                                             lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.





                                                      Bagian Kedua
                                                    Ketentuan Pidana

                                                         Pasal 122

                                        (1)  Barang siapa yang melanggar ketentuan sebagaimana

                                             dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), Pasal 22 ayat (1)     dan

                                             ayat (3), Pasal 47 ayat (1) dan ayat (3), Pasal 90   ayat (2),

                                             Pasal 91 ayat (1) dan ayat (3), dikenakan sanksi pidana

                                             kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan    paling lama 6

                                             (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp
                                             10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp

                                             50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).


                                        (2)  Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
                                            merupakan tindak pidana pelanggaran.



                                                                                              BAB VI …
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73