Page 85 - layout terbaru fiks.3 - PDF
P. 85
Risa menjawab dengan ketus, “tidak, aku tidak tertarik berkunjung ke rumahmu lagi, nanti
yang ada aku dituduh mencuri makananmu lagi”.
Nisa terus meminta maaf pada Risa tetapi tidak juga ada jawaban. Di sisi lain, Nisa
sangat heran dan bingung kemana perginya makanan-makanannya, malam hari ia mencoba
memasang jebakan untuk kucing yang kemungkinan mencuri makanannya, namun saat pagi
hari tidak ada kucing yang masuk dalam jebakannya tetapi lauknya tetap ada yang hilang
bahkan semua makanan yang ada di meja makan sudah berkurang. Nisa berencana nanti malam
akan mengganti jebakan kucing menjadi lem jebakan tikus, selain karena penasaran ia juga
tidak mau lagi makanannya selalu berkurang. Namun anehnya hanya saat ia libur bekerja saja
tidak ada makanan yang dicuri.
Keesokan harinya tetap tidak ada tikus yang terjebak, tetapi kali ini semua makanan di
meja makan tidak tersisa satupun. Nisa semakin heran sebenarnya makhluk apa yang sudah
mencuri makanannya. Lalu, suatu malam saat Nisa mandi tiba-tiba terdengar suara benda jatuh
didekat kamar mandi, ia berpikir mungkin itu tikus yang sering mencuri makanannya. Saat
Nisa keluar dari kamar mandi, ia terkejut dengan jejak kaki yang ada didekat kamar mandi.
Nisa ketakutan hingga memanggil polisi untuk menyelidiki kemungkinan ada seorang pencuri
dirumahnya, namun polisi tidak menemukan apapun dan jejak yang Nisa lihat juga hilang.
Semakin takut Nisa memikirkan kejadian dirumahnya, hingga mengganggunya saat
bekerja, kemudian ada teman lelakinya yang menanyakan dan menjahili Nisa. Lelaki tersebut
bernama Miftah, sebenarnya telah lama sejak awal Nisa bekerja ia mulai mendekati Nisa
namun tidak pernah dihiraukan oleh Nisa karena selalu asik bersama Risa. Namun akhir-akhir
ini Miftah tidak melihat mereka bersama lagi menimbulkan pertanyaan dan ia mulai mendekati
Nisa, dan selalu mengantarnya pulang.
Waktu telah berlalu, Nisa dan Miftah semakin dekat hingga akhirnya menjadi pasangan
kekasih. Miftah sering berkunjung ke rumah Nisa, namun teror-teror juga semakin sering
dialami oleh Nisa.
85