Page 86 - layout terbaru fiks.3 - PDF
P. 86
Suatu hari, saat Nisa tertidur ia tiba-tiba terbangun karena mendengar suara yang sangat keras
berasal dari ruangan yang berada diatas atapnya, tetapi Nisa memilih untuk tidak
mempedulikan hal itu karena ia sudah sangat lelah dan tidur lagi. Keesokan harinya, saat Nisa
hendak berangkat bekerja, ia melihat Risa melintasi jalan depan rumahnya, padahal jalan
rumah Risa ke pabrik harusnya tidak melewati rumah Nisa.
Sesampainya di pabrik, Nisa menanyakan hal tersebut pada Risa,
“Risa, aku tadi lihat kamu melewati jalan rumahku, kamu darimana? Kan jalan rumahmu ke
pabrik tidak melewati rumahku?”,
Dengan gugup Risa menjawab, “aku hanya ingin jalan-jalan sebelum masuk kerja karena aku
berangkat terlalu pagi hari ini”.
Nisa tidak tahan menyembunyikan ketakutannya, hingga ia bercerita pada Miftah saat
istirahat tentang kejadian-kejadian mencurigakan dirumahnya. Miftah malah mencurigai Risa,
namun Nisa mengelak hal itu karena ia dulu pernah mencurigai Risa tapi malah menyinggung
perasaannya. Akhirnya Miftah memutuskan untuk menginap dirumah Nisa, ia tidur di ruang
tamu dan Nisa tidur di kamarnya. Keesokan harinya, Nisa terbangun dan ia sangat tidak sabar
melihat kekasihnya yang masih tertidur pulas, namun tak disangka ia malah menemukan
potongan kepala di depan pintu kamarnya. Nisa berteriak sangat kencang karena kepala yang
dilihat adalah kepala kekasihnya yang sangat ia cintai, warga pun berdatangan untuk menolong.
Lalu, yang membuat Nisa terkejut lagi Risa tiba-tiba muncul dirumahnya saat kejadian
itu dan ikut menenangkan Nisa, namun kedatangan Risa malah menambah kecurigaan Nisa. Ia
sangat ingin menanyakan pada Risa tentang kecurigaannya itu, tetapi ia sadar bahwa ada yang
lebih penting yaitu menemukan jasad Miftah karena hingga saat ini hanya kepalanya saja yang
ditemukan oleh warga.
Walaupun diteror dengan masalah yang ada dirumahnya, Nisa tidak bisa meninggalkan
pekerjaannya, saat di pabrik ia bertemu Risa dan yang membuat Nisa terheran bau parfum yang
digunakan Risa sama persis dengan parfum Miftah.
86