Page 166 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 166

152



            berkuliah di program Film Production di SAE Institute
            cabang Jakarta. Sekolah industri kreatif berskala internasional
            model franschise ini memberikan beasiswa penuh kepada
            Ani. “Banyak tugas mbak, kuliah pakai Bahasa Inggris lagi.”
            Ibunya ikut menimpali dalam Bahasa Jawa, “Nggih
            niku, wangsul kuliah nggih terus

            ngadep komputer ngantos dalu.
            Ning kula dorong mpun putus
                   ROSDA

            asa...wis tak jagane si thole.” (Begitulah.
            Sepulang kuliah Ani langsung menghadap komputer hingga
            larut. Tapi saya memintanya untuk tidak putus asa. Biar saya
            yang menjaga si kecil.)
                 Pukul 10.30 lebih sedikit. Solaria Blok M Plaza masih
            belum buka, tapi kami diperbolehkan duduk di dalam. Kami
            mengambil kursi di pojok, agar bisa lebih tenang, terutama
            untuk menjaga kualitas rekaman percakapan nanti. Ani tampak
            tenang dan nyaman dengan IPhone yang saya taruh di meja.
            Dia sudah cukup sering diwawancarai media. Suaranya
            berubah menjadi kukuh dalam kelembutannya, saat cerita-
            cerita tentang buku dan film mengalir dari bibirnya.

                 Saya sudah cukup lama mengikuti sepak terjang Ani.
            Meski begitu, banyak informasi tak terduga muncul dalam
            percakapan kami. Saya bertanya tentang filmnya yang pertama,
            Helper Hong Kong Ngampus. Film besutan Ani saat masih kuliah
            di Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag)
            Surabaya ini termasuk sebagai finalis Eagle Award Metro
            TV 2007. Namun bukan cerita filmnya yang lebih membuat
            perhatian saya tersedot. Dampak film itulah yang menurut
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171