Page 163 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 163
149
‘Pertemuan’ Ida dengan antologi Hong Kong, Namaku
Peri Cinta menunjukkan bahwa kapital literasi yang dimiliki
orang lain bisa memberikan dampak kepada orang lain yang
menghargai pentingnya literasi. Seseorang yang suka membaca
dan menulis akan lebih menghargai dan mengapresiasi upaya
penerbitan sebuah buku dibandingkan dengan orang yang
minat bacanya kurang. Sebagaimana dikemukakan Allan
Luke (2008), nilai yang diberikan terhadap sebuah kapital
ROSDA
oleh sekelompok masyarakat menentukan apakah kapital
itu memang dianggap sebagai kapital. Persepsi Bayu dan
Ida tentang pentingnya literasi memengaruhi cara mereka
merespons kapital literasi yang dimiliki oleh orang lain.
Popularitas penulis Islami seperti Habiburrahman El Shirazy
dan Taufiqqurahman al-Azizy, dan juga antologi yang
diterbitkan oleh FLP Hong Kong dinilai Bayu dan Ida sebagai
kapital literasi. Kapital ini memotivasi mereka untuk kemudian
terjun langsung ke praktik literasi.
Motivasi seseorang untuk terjun ke praktik literasi
tertentu juga dapat diawali oleh motif ekonomi seperti
perbaikan taraf hidup. Melalui sosok Ani Ema Susanti berikut
ini, kita dapat melihat bagaimana motif ekonomi ini menjadi
dorongan tumbuhnya kapital budaya dengan literasi sebagai
katalisatornya. Keinginan untuk mentas dari keterbatasan
ekonomi mendorong Ani untuk mengejar pendidikan
yang lebih baik dan mengembangkan keterampilan literasi
multimoda. Dalam trajektori literasinya, kemampuan Ani
untuk menulis skenario dan menyutradarai film dokumenter
menjadi kapital budaya yang kemudian memberinya reputasi
sebagai sutradara film yang handal.