Page 85 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 85
71
menjadi efisien dalam hal waktu. Acapkali saya berhasil
mengumpulkan catatan tentang lebih dari satu praktik literasi
pada saat mewawancarai satu orang. Keberadaan perpustakaan
koper juga berfungsi sebagai penghubung praktik literasi
yang lain. Misalnya, wawancara saya dengan kelompok BMI
blogger dilakukan di area taman di bawah elevator tempat
perpustakaan koper Pandu Pustaka beroperasi. Pada saat itu
komunitas blogger tengah berkumpul di lapak milik Pandu
ROSDA
Pustaka. Di kesempatan berbeda, perpustakaan koper yang
lain, Bintang al-Ikhlas, menggelar diskusi tentang penulisan
berita. Saya diminta untuk berbagi tips praktis tentang menulis.
Di bawah flyover, kami menggelar diskusi yang dihadiri oleh
BMI penulis dari berbagai kelompok (anggota FLP Hong Kong,
BMI blogger, BMI jurnalis, dan pengelola perpustakaan koper
lain). Selama diskusi, saya melakukan observasi partisipasi dan
wawancara kelompok tidak terstruktur.
Berdasarkan pertemuan awal dengan beberapa BMI
penulis, saya berhasil mengatur wawancara pribadi dengan
mereka untuk menggali informasi lebih jauh. Wawancara
yang saya lakukan sebenarnya lebih bersifat menemani
mereka di antara tugas mereka selama hari-hari kerja.
Metode pengumpulan data seperti ini disebut dengan
teknik ‘go along’ atau menyertai. Metode ini dinilai cocok
untuk penelitian yang mengeksplorasi praktik spasial dan
biografi partisipan penelitian (Kusenbach 2003). Misalnya,
saya melakukan wawancara dengan seorang BMI blogger
sambil menemaninya berbelanja di pasar North Point. Kami
berbincang-bincang selama perjalanan di dalam tram, di sela-
sela menyusuri lorong pasar, dan di sebuah depot Asia, di