Page 87 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 87
73
ekspatriat dan tidak tinggal di rumah majikannya. Karenanya
dia menyewa sebuah apartemen dengan dua kamar, dan
menyewakan unit apartemennya kepada sesama BMI atau
pengunjung dari Indonesia seperti saya. Teman sesama BMI
dapat menyewa tempat untuk sekedar tidur di lantai dengan
harga HK$40 semalam. Para BMI yang menyewa tempat ini
biasanya adalah BMI yang sedang menunggu kontrak baru
(baik karena putus kontrak maupun kontrak habis), menunggu
ROSDA
masa kepulangan ke Indonesia, atau sekedar menyimpan
barang pribadi (karena keterbatasan tempat atau larangan
menyimpan barang terlalu banyak di rumah majikan mereka).
Selama saya tinggal di unit apartemen tersebut, BMI
datang silih berganti. Saya memanfaatkan kesempatan untuk
berbincang tentang kehidupan BMI secara umum sambil
menemani mereka nonton TV atau makan di warung-warung
Indonesia di area Causeway Bay. Saya juga mengunjungi
beberapa rumah singgah yang dikelola oleh komunitas berbasis
aktivisme buruh atau agama Islam. Rumah singgah seperti
ini kebanyakan berada di area Causeway Bay karena dekat
dengan KJRI Hong Kong. Para pengelolanya memberikan
bantuan pendampingan kepada para BMI yang mengalami
berbagai masalah seperti putus kontrak atau pelanggaran
kontrak. Percakapan saya dengan para BMI yang tinggal di
rumah singgah dan para pengelolanya semakin memperkaya
pemahaman saya tentang dinamika kehidupan BMI.
Berdasarkan interaksi saya dengan para BMI dalam
berbagai praktik literasi dan kegiatan lain yang tidak
terkait dengan literasi, saya tidak hanya memperoleh foto-
foto kegiatan dan rekaman percakapan. Saya berhasil