Page 113 - Kelas X Hindu BS press
P. 113
Tuhan. Patañjali mendirikan sistem ilsafat ini dengan latar belakang
metaisika Sāṁkhya dan menerima 25 prinsip atau Tattva dari Sāṁkhya,
tetapi menekankan pada sisi praktisnya guna realisasi dari penyatuan
mutlak Puruṣa atau sang Diri.
Roh pribadi dalam system Yoga memiliki kemerdekaan yang lebih besar
dan dapat mencapai pembebasan dengan bantuan Tuhan. System Yoga
menganggap bahwa konsentrasi, meditasi dan Samādhi akan membawa
kepada Kaivalya atau kemerdekaan. Menurut Patañjali, Tuhan adalah
Purūṣa Istimewa atau roh khusus yang tak terpengaruh oleh kemalangan,
karma, hasil yang diperoleh dan cara memperolehnya, pada-Nya merupakan
batas tertinggi dari Kemahatahuan, yang tak terkondisikan oleh waktu, yang
selamanya bebas dan merupakan Guru bagi para bijak jaman dahulu.
“Yoga Sūtra” dari Patañjali muncul sebagai buku acuan yang tertua dari
aliran ilsafat Yoga, yang memiliki empat Bab, yaitu :
1) Bab yang pertama yaitu Samādhi Pāda, memuat penjelasan tentang sifat
dan tujuan Samādhi.
2) Bab kedua yaitu Sādhanā Pāda, menjelaskan tentang cara pencapaian
tujuan ini.
3) Bab ketiga, yaitu Wibhùti Pāda, memberikan uraian tentang daya-daya
supra alami atau Siddhi yang dapat dicapai melalui pelaksanaan Yoga.
4) Bab keempat yaitu Kaivalya Pāda, menggambarkan sifat dari pembebasan
tersebut.
b. Pokok-Pokok Ajarannya
Yoga-nya Mahāṛṣi Patañjali merupakan Aṣṭāṅga-Yoga atau Yoga
dengan delapan anggota, yang mengandung disiplin pikiran dan tenaga
isik. Haṭha Yoga membahas tentang cara-cara mengendalikan badan
dan mengatur pernafasan yang memuncak dari Rāja Yoga. Sādhanā yang
progresif dalam Haṭha Yoga membawa pada keterampilan Haṭha Yoga.
Haṭha Yoga merupakan tangga untuk mendaki menuju tahapan puncak dari
Rāja Yoga. Bila gerakan pernafasan dihentikan dengan cara Kumbhaka,
pikiran menjadi tak tertopang.
Pemurnian badan dan pengendalian pernafasan merupakan tujuan
langsung dari Haṭha Yoga. Śaṭ Karma atau enam kegiatan pemurnian badan
antara lain Dhautī (pembersihan perut), Bastī (bentuk alami pembersihan
usus), Netī (pembersihan lubang hidung), Trāṭaka (penatapan tanpa berkedip
terhadap sesuatu obyek), Naulī (pengadukan isi perut), dan Kapālabhātì
(pelepasan lendir melalui semacam Prāṇāyāma tertentu). Badan diberikan
kesehatan, kemudaan, kekuatan dan kemantapan dengan melaksanakan
Āsana, bandha dan mudrā.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 107