Page 115 - Kelas X Hindu BS press
P. 115

dari sifat Rājas dan Tamas. Tingkatan niruddha adalah pada saat pikiran di
                            bawah pengendalian yang sempurna. Semua Vṛtti pikiran dilenyapkan.
                               Vṛtti  merupakan  kegoncangan  atau  gejolak  pikiran  dalam  danaunya
                            pikiran.    Setiap  Vṛtti  atau  perubahan  mental  meninggalkan  sesuatu
                            saṁskāra  atau kesan-kesan atau kecenderungan yang terpendam. Saṁskāra
                            ini dapat mewujudkan dirinya sebagai keadaan Ṣaḍar bila ada kesempatan.
                            Vṛtti yang sama memperkuat kecenderungan yang sama. Bila semua Vṛtti
                            dihentikan, pikiran berada dalam keadaan setimbang (Samāpatti). Penyakit,
                            kelesuan,  keragu-raguan,  keletihan,  kemalasan,  keduniawian,  kesalahan
                            pengamatan, kegagalan mencapai konsentrasi dan ketidakmampuan ketika
                            hal itu dicapai, merupakan halangan pokok untuk konsentrasi.

                         d.  Lima Kleśa dan Pelepasannya
                               Menurut  Patañjali,  avidyā  (kebodohan),  asmitā  (keakuan),  rāga-
                            dveṣa (keinginan dan anti pati, atau suka dan tidak suka) dan abhiniweśa
                            (ketergantungan  pada  kehidupan  duniawi)  merupakan  lima  kleśa  besar
                            atau mala petaka yang menyerang pikiran. Ada keringanan dengan cara
                            melaksanakan  Yoga  terus  menerus,  tetapi  tidak  menghilangkan  secara
                            total.  Mereka  akan  muncul  lagi  pada  saat  mereka  menemukan  situasi
                            yang menyenangkan dan menguntungkan. Tetapi Asaṁprajñata samādhi
                            (pengalaman mutlak) menghancurkan sekaligus benih-benih dari kejahatan
                            ini. Avidyā  merupakan  penyebab  utama  dari  segala  kesulitan.  Keakuan
                            merupakan hasil langsung dari avidyā, yang memberi kita keinginan dan
                            kebencian,  serta  menyelubungi  pandangan  spiritual.  Pelaksanaan  yoga
                            samādhi melenyapkan avidyā.
                               Kriyā Yoga memurnikan pikiran, melunakkan lima kleśa dan membawa
                            pada  keadaan  samādhi. Tapas  (kesederhanaan),  svadhyāya  (mempelajari
                            dan memahami kitab suci) dan Ìśvara-praṁidhāna (pemujaan Tuhan dan
                            penyerahan hasilnya pada Tuhan) membentuk Kriyā Yoga. Pengusahaan
                            persahabatan  (Maitrī)  terhadap  sesama,  kasih  sayang  (karuṇa)  terhadap
                            yang  lebih  rendah,  kebahagiaan  (mudita)  terhadap  yang  lebih  tinggi,
                            dan  ketidakacuhan  (upekṣā)  terhadap  orang-orang  kejam  (atau  dengan
                            memandang  sesuatu  menyenangkan  dan  menyakitkan,  baik  dan  buruk)
                            menghasilkan ketenangan pikiran (citta prasāda). Seseorang dapat mencapai
                            samādhi  melalui  kepatuhan  pada  Tuhan  yang  memberikan  kebebasan.
                            Dengan Ìśvara-praṁidhāna, siswa yoga memperoleh karunia Tuhan.
                               Abhyāsa  (pelaksanaan)  dan  Vairāgya  (kesabaran,  tanpa  keterikatan
                            membantu dalam pemantapan dan pengendalian pikiran. Pikiran hendaknya
                            ditarik  berkali-kali  dan  dibawa  kepusat  meditasi,  apabila  ia  mengarah
                            keluar menuju obyek duniawi. Ini merupakan abhyāsa yoga. Pelaksanaan
                            menjadi  mantap  dan  terpusatkan,  apabila  secara  terus  menerus  selama
                            beberapa waktu tanpa selang waktu dan dengan penuh ketaatan. Pikiran



                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   109
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120