Page 118 - Kelas X Hindu BS press
P. 118
c. Pokok-pokok ajarannya
Mengenai Jīva, Mīmāmsā menyatakan bahwa jiwa itu banyak dan tak
terhingga, bersifat kekal, ada dimana-mana dan meliputi segala sesuatu.
Karena adanya hubungan antara jiwa dengan benda, maka jiwa mengalami
avidyā dan kena Karmavesana. Jaimini tidak mempercayai adanya Mokṣa
dan hanya mempercayai keberadaan Svarga (surga), yang dapat dicapai
melalui karma atau kurban.
Para penulis yang belakangan hadir seperti Prabhakāra dan Kumārila,
tak dapat menyangkal tentang masalah pembebasan akhir, karena ia
menarik perhatian para pemikir ilsafat lainnya. Prabhakāra menyatakan
bahwa penghentian mutlak dari badan yang disebabkan hilangnya Dharma
dan A-Dharma secara total, yang kerjanya disebabkan oleh kelahiran
kembali, merupakan kelepasan atau pembebasan mutlak, karena hanya
dengan Karma saja tak akan dapat mencapai pembebasan akhir. Pandangan
Kumārila mendekati pandangan dari Advaita Vedānta yang menetapkan
bahwa Veda disusun oleh Tuhan dan merupakan Brahman dalam wujud
suara. Mokṣa adalah keadaan yang positif baginya, yang merupakan
realisasi dari Ātman.
Menurut Jaimini, pelaksanaan kegiatan yang dilarang oleh kitab suci
Veda merupakan sādhanā atau cara pencapaian surga. Karma Kāṇḍa
merupakan pokok dari Veda yang penyebab belenggu adalah pelaksanaan
dari kegiatan yang dilarang (nisiddha karma). Sang Diri adalah jaḍa
cetana, gabungan dari kecerdasan tanpa perasaan. Jadi secara singkat dapat
dikatakan bahwa isi pokok ajaran Jaimini adalah “Laksanakanlah upacara
kurban dan nikmati hasilnya di Surga”.
Dalam sistem Mīmāmsā mengenal dua jenis pengetahuan yaitu, immediate
dan mediate. Immediate adalah pengetahuan yang terjadi secara tiba-tiba,
langsung dan tak terpisahkan. Sedangkan mediate ialah pengetahuan yang
diperoleh melalui perantara. Obyek dari pengetahuan immediate haruslah
sesuatu yang ada atau zaat. Pengetahuan yang datangnya tiba-tiba dan tidak
dapat ditentukan terlebih dahulu disebut nirvikalpa pratyakṣa atau alocāna-
jñana. Dari pengetahuan immediate obyeknya dapat dilihat tetapi tidak
dapat dimengerti. Obyek dari pengetahuan mediate juga sesuatu yang ada
dan dapat diinterprestasikan dengan baik berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki. Dalam pengetahuan mediate obyeknya dapat dimengerti dengan
benar, pengetahuan semacam ini dinamakan savikalpa Pratyakṣa.
Mīmāmsā Sūtra, yang terdiri dari 12 buku atau bab Mahāṛṣi Jaimini
merupakan dasar ilsafat Mīmāmsā, sedangkan ulasan-ulasan lain selain
Prabhakāra dan Kumārila, juga dari penulis lain seperti dari Bhava-
nātha Miśra, Śabarasvāmīn, Nilakaṇṭha, Raghavānanda dan lain-lainnya.
112 | Kelas X SMA/SMK