Page 16 - Kelas X Hindu BS press
P. 16
Dengan penjelasan di atas, maka diharapkan semua umat dapat melaksanakan
Yajña, dengan menyesuaikan dengan keadaan dan kemampuan yang ada.
Keberhasilan sebuah Yajña bukan ditentukan oleh kemewahan, besar kecilnya
materi yang dipersembahkan,
dan belum tentu Yajña yang
menggunakan sarana dan
prasarana yang banyak (utama)
akan berhasil dengan baik.
Keberhasilan suatu Yajña sangat
ditentukan oleh kesucian dan
ketulusan hati, serta kwalitas
dari pada Yajña tersebut.
Berkaitan dengan kwalitas Yajña
dalam sastra Agama Hindu Sumber: Penulis, 2014.
disebutkan sebagai berikut: Gambar 1.4 Persembahyangan Galungan di Sanggah Merajan
Aphalākāṅkṣibhir yajño vidhi-dṛṣṭo ya ijyante,
yaṣṭaavyam eveti manaḥ samādhāya sa sāttvikaḥ.
(Bhagavadgitā XVII.II.)
Terjemahan:
ʻDiantara korban-korban suci korban suci yang dilakukan menurut kitab suci,
karena kewajiban, oleh orang yang tidak mengharapkan pamrih,
adalah korban suci dalam sifat kebaikanʼ.
Abhisandhāya tu phalaṁ dambhārtam api caiva yat,
Ijyante bharata-śreṣṭha taṁ Yajñaṁ viddhi rājasam.
( Bhagavadgītā XVII.12.).
Terjemahan:
‘Tetapi hendaknya kalian mengetahui bahwa, korban
Suci yang dilakukan demi suatu keuntungan material,
atau demi rasa bangga adalah korban suci yang bersīfat
nafsu, wahai yang paing utama diantara para Bharata’.
Vidhi-hīnam asṛṣṭānnaṁ mantra-hīnaṁ adakṣiṇam,
Śraddhā-virahitaṁ Yajñaṁ tāmasaṁparicakṣate.
(Bhagavadgītā XVII.13.).
Terjemahan:
Korban suci apapun yang dilakukan tanpa memperdulikan petunjuk kitab suci, tanpa
membagikan praŝadam (makanan rohani). Tanpa mengucapkan mantra-mantra Veda,
tanpa memberi sumbangan kepada para pendeta dan tanpa kepercayaan dianggap
korban suci dalam sifat kebodohan’
10 | Kelas X SMA/SMK