Page 101 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 101
Candra Sengkala berbunyi: ”Sruti indriya rasa”, Isinya memuat tentang
pemujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma sebagai
Tri Murti. Adanya kelompok Candi Arjuna dan Candi Srikandi di dataran
tinggi Dieng dekat Wonosobo dari abad ke-8 Masehi dan Candi Prambanan
yang dihiasi dengan Arca Tri Murti yang didirikan pada tahun 856 Masehi,
merupakan bukti bahwa adanya perkembangan Agama Hindu yang sangat
pesat terjadi di Jawa Tengah.
Sumber-sumber berita Cina mengungkapkan keadaan masyarakat Mataram
dari abad ke-7 sampai ke-10. Kegiatan perdagangan baik di dalam maupun
luar negeri berlangsung ramai. Hal ini terbukti dari ditemukannya barang-
barang keramik dari Vietnam dan Cina. Kenyataan ini dikuatkan lagi
dengan berita dari Dinasi Tang yang menceritakan kebesaran sebuah
kerajaan dari Jawa, dalam hal ini Mataram. Dari Prasasti Warudu Kidul
diperoleh informasi adanya sekumpulan orang asing yang berdiam di
Mataram. Mereka mempunyai status yang berbeda dengan penduduk
pribumi. Mereka membayar pajak yang berbeda yang tentunya lebih
mahal daripada rakyat pribumi Mataram. Kemungkinan besar mereka itu
adalah para saudagar dari luar negeri. Namun, sumber sumber lokal tidak
memperinci lebih lanjut tentang orang-orang asing ini. Kemungkinan besar
mereka adalah kaum migran dari Cina.
Dari berita Cina diketahui bahwa di ibu kota kerajaan terdapat istana raja
yang dikelilingi dinding dari batu bata dan batang kayu. Di dalam istana,
berdiam raja beserta keluarganya dan para abdi. Di luar istana (masih di
dalam lingkungan dinding kota) terdapat kediaman para pejabat tinggi
kerajaan termasuk putra mahkota beserta keluarganya. Mereka tinggal dalam
perkampungan khusus di mana para hamba dan budak yang dipekerjakan
di istana juga tinggal sekitarnya. Sisa-sisa peninggalan pemukiman khusus
ini sampai sekarang masih bisa kita temukan di Yogyakarta dan Surakarta.
Di luar tembok kota berdiam rakyat yang merupakan kelompok terbesar.
Kehidupan masyarakat Mataram umumnya bersifat agraris karena pusat
Mataram terletak di pedalaman, bukan di pesisir pantai. Pertanian merupakan
sumber kehidupan kebanyakan rakyat Mataram. Di samping itu, penduduk
di desa (disebut wanua) memelihara ternak seperti kambing, kerbau, sapi,
ayam, babi, dan itik. Sebagai tenaga kerja, mereka juga berdagang dan
menjadi pengrajin. Dari Prasasti Purworejo (900 M) diperoleh informasi
tentang kegiatan perdagangan. Kegiatan di pasar ini tidak diadakan setiap
hari melainkan bergilir, berdasarkan pada hari pasaran menurut kalender
Jawa Kuno. Pada hari Kliwon, pasar diadakan di pusat kota. Pada hari
Manis atau Legi, pasar diadakan di desa bagian timur. Pada hari Paking
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 91