Page 102 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 102
(Pahing), pasar diadakan di desa sebelah selatan. Pada hari Pon, pasar
diadakan di desa sebelah barat. Pada hari Wage, pasar diadakan di desa
sebelah utara.
Pada hari pasaran ini, desa-desa yang menjadi pusat perdagangan, ramai
didatangi pembeli dan penjual dari desa-desa lain. Mereka datang dengan
berbagai cara, melalui transportasi darat maupun sungai sambil membawa
barang dagangannya seperti beras, buah-buahan, dan ternak untuk dibarter
dengan kebutuhan yang lain. Selain pertanian, industri rumah tangga
juga sudah berkembang. Beberapa hasil industri ini antara lain anyaman
seperti keranjang, perkakas dari besi, emas, tembaga, perunggu, pakaian,
gula kelapa, arang, dan kapur sirih. Hasil produksi industri ini dapat
diperoleh di pasar-pasar yang ada. Sementara itu, bila seseorang berjasa
(biasanya pejabat militer atau kerabat istana) kepada Kerajaan, maka orang
bersangkutan akan diberi hak memiliki tanah untuk dikelola. Biasanya
tempat itu adalah hutan yang kemudian dibuka menjadi pemukiman baru.
Orang yang diberi tanah baru itu diangkat menjadi penguasa tempat yang
baru dihadiahkan kepadanya. Ia bisa saja menjadi akuwu (kepala desa),
senopati, atau adipati atau menteri. Bisa pula sebuah wilayah dihadiahkan
kepada kaum brahmana untuk dijadikan asrama sebagai tempat tinggal
mereka, dan di sekitar asrama tersebut biasanya didirikan candi atau wihara.
Setelah di Jawa Tengah, agama Hindu berkembang juga di Jawa Timur, hal
ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya prasasti Dinaya (Dinoyo) dekat
Kota Malang. Prasasti ‘Dinaya’ berbahasa sanskerta dan ditulis memakai
huruf Jawa Kuno. Isinya memuat tentang pelaksanaan upacara besar yang
diadakan oleh Raja Dewa Simha pada tahun 760 Masehi yang dilaksanakan
oleh para ahli Weda, para Brahmana besar, para pendeta dan penduduk
negeri. Dewa Simha adalah salah satu raja dari kerajaan Kanjuruan. Candi
Budut adalah bangunan suci yang terdapat di daerah Malang sebagai
peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa Timur.
Kemudian pada tahun 929-947 muncullah Empu Sendok dari dinasti
Isana Wamsa dan bergelar Sri IsanottunggaDeva, yang artinya raja yang
sangat dimuliakan dan sebagai pemuja Dewa Siwa. Sebagai pengganti
Empu Sendok adalah Dharma Wangsa. Selanjutnya munculah Airlangga
(yang memerintah kerajaan Sumedang tahun 1019-1042) yang juga
adalah penganut Hindu yang setia. Setelah dinasti Isana Wamsa, di Jawa
Timur munculah kerajaan Kediri (tahun 1042-1222), sebagai pengembang
agama Hindu. Pada masa kerajaan ini banyak muncul karya sastra Hindu,
misalnya Kitab Smaradahana, Bharatayudha, Lubdhaka, Wrtasancaya dan
kitab Kresnayana.
92 Kelas XII SMA/SMK