Page 233 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 233

E.  Penerapan Ashtangga Yoga dalam Mencapai

                   Moksha
               Perenungan;

               Yo báūtaṁ ca bhavyaṁ ca sarvaṁ yaṡ cādhitiṣþhati,
               svar yasya ca kevalaṁ tasmai jyeṣþhāya brahmaṇe namaá.
               Terjemahannya;

               ’Tuhan Yang Maha Esa ada di mana-mana, baik dimasa lampau, di masa kini
               maupun di   masa  datang. Dia  berbahagia  sepenuhya. Kami   menghaturkan
               persembahan (kurban) ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung
               (Mahkluk Agung itu) (Atharvaveda X.7.35).

               Memahami Teks:

               Masa muda adalah saat yang paling tepat untuk berlatih yoga. Ini adalah sifat
               dan sikap yang pertama   dan utama  untuk seseorang belajar Yoga. Belajar
               yoga harus kuat dan memiliki vitalitas yang besar. Mereka yang mempunyai
               pikiran tenang yang percaya pada kata-kata gurunya, ia yang bersahaja, jujur,
               menginginkan kebebasan dari samsara, adalah orang-orang yang cocok untuk
               belajar yoga. Bagi  mereka  yang sudah menghapus   keakuan, kesombongan,
               ketamakan dan yang memiliki    tempramen tenang adalah orang yang sesuai
               menjadi sang abadi. Dalam kehidupan sehari-hari menerapkan Ashtangga Yoga
               di zaman Kali Yuga, tentu banyak mengalami penyimpangan-penyimpangan.
               Banyak orang yang tahu tentang ajaran Ashtangga    Yoga, akan tetapi  hanya
               sedikit orang yang mau mengamalkan ajarannya dengan sungguh-sungguh.

               Berikut ini adalah uraian secara ringkas tentang penerapan ajaran Ashtangga
               Yoga untuk mewujudkan kebahagiaan hidup sehari-hari.

               1.  Penerapan Panca Yama Bratha
                  Adalah pengendalian diri  tingkat  jasmani  yang menjadi  tahap awal  bagi
                  seseorang yang ingin meningkatkan kualitas spiritualnya.

                  a.  Ahimsa atau tanpa kekerasan.
                     Jangan melukai  mahluk lain manapun dalam     pikiran, perbuatan atau
                     perkataan. Orang yang ingin menempuh jalan spiritual yang lebih tinggi
                     semestinya sudah memulai untuk tidak menyakiti baik dari segi fisik,
                     perkataan maupun pikiran terhadap semua     makhluk ciptaan Tuhan.
                     Namun demikian sampai      saat  ini  kita  masih dapat  melihat  tindak








                                                          Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti   223
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238