Page 24 - Matinya Seorang Anak Muda di Negeri Ini & Cerita Pendek Lainnya
P. 24

Seperti  asap  pekat,  bayangan  hitam  itu  membungkus
               sekujur  tubuh  Tri,  menyerap  semua  energi  kehidupan
               yang tersisa dari raganya.

               Teriakan  Tri  lenyap  ditelan  kesunyian  malam,  dan
               terdengar  seperti  alunan  lagu  merdu  bersama  suara
               tonggeret.  Kami  semua  duduk  terpana  menyaksikan
               pemandangan indah di hadapan kami.

               Hening sejenak. Bayangan hitam itu lalu meninggalkan
               tubuh Tri, melayang dan menjauh, meninggalkan kami.

               “Ritual sudah selesai,” kataku.

               Sarwo  kembali  asyik  memainkan  telepon  genggamnya.
               Lela  kembali  menunduk  ke  bawah,  wajahnya  terlihat
               cemas.

               “Kamu masih dihantui mereka?” tanyaku.

               Ia  mengangguk.  Samar  terlihat  bayangan  sekelompok
               orang  di  belakangnya,  berusaha  menyentuhnya,  tetapi
               tentu  saja  mereka  tidak  bisa.  Jiwa  mereka  telah
               terkurung selamanya, di tempat ini.

               “Mereka  tidak  bisa  menyentuh  kita,  tenang  saja.  Kita
               lebih kuat dari mereka,” kataku sambil mengelus pundak
               Lela.

               Beberapa  saat  kemudian,  Tri  telah  duduk  kembali  di
               lingkaran  suci  kami.  Dengan  tatapannya  yang  kosong,
               dan wajahnya yang putih pucat.


                                                                    21
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29