Page 45 - Matinya Seorang Anak Muda di Negeri Ini & Cerita Pendek Lainnya
P. 45
Aku meraih telepon genggamku dan bergegas
meninggalkan kamar apartemen, menuju ke lift yang
terletak hanya beberapa meter dari pintu kamarku.
Ponselku berdering.
“Iya, sabar,” jawabku.
“Mereka sudah menunggumu, buruan!” sahut suara
perempuan bernama Mona itu.
“Aku tinggal turun saja, kok, beb,” jawabku sambil segera
mengakhiri telepon tersebut.
Di dalam lift aku menekan tombol 22 dan menanti
perjalanan turun beberapa lantai ke bawah, sambil
sesekali jemariku bermain mengetuk dinding lift yang
berwarna perak berkilauan itu.
Ting!
Ah, bunyi yang terdengar merdu di telingaku.
Pintu terbuka, dan suara dentuman musik kencang
menyambutku, dengan hembusan angin kencang dari AC
dan bau asap rokok serta alkohol.
Ruangan itu cukup besar tetapi terlihat padat, dijejali
berbagai macam orang dari berbagai usia dan jenis
kelamin. Semuanya terlihat gembira, menikmati setiap
sajian musik, kecantikan, dan alkohol yang
menghilangkan kesadaran mereka, membuat mereka
lupa sejenak dari stress dan kesibukan kerja mereka.
42