Page 46 - Matinya Seorang Anak Muda di Negeri Ini & Cerita Pendek Lainnya
P. 46

“Panggung sudah menantimu,” sambut Mona.

               “Siap, beb,” jawabku sambil melangkah naik ke panggung
               kecil, dengan sederet turntable dan audio system yang
               tertata di meja, terlihat megah sekaligus berkilauan.

               Hartaku  yang  berharga,  kataku  sambil  menyentuhnya
               perlahan.

               “And now, ladies and gentlemen, this is DJ Arie on the
               house!” suara itu memperkenalkan diriku dari seberang
               ruangan, disambut riuh dan tepuk tangan meriah oleh
               orang-orang.

               Tanganku  siap  memainkan  alunan  irama  house  music
               bercampur electronic dance music dan perpaduan aliran
               musik  lainnya  dalam  sebuah  mix  yang  memeriahkan
               ruangan itu. Bukan musiknya yang berkesan untuk diriku,
               tetapi  ekspresi  wajah  mereka.  Melihat  betapa  sebuah
               keramaian di tempat seperti ini, ibarat sepotong surga di
               kota neraka.

               Sekali lagi, ayo kita lupakan semua di luar sana, lupakan
               saja cinta, lupakan saja pekerjaan, lupakan saja orang di
               rumah. Kita berpesta!

               Alunan  musik  semakin  kencang  dan  menggoyangkan
               seisi  ruangan,  disambut  teriakan  liar,  dari  orang-orang
               yang merasa ini adalah kebebasan yang hakiki, sekalipun
               semu, persetan dengan semua itu!




                                                                    43
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51