Page 313 - test yy
P. 313

306    “Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui Inovasi Dunia Pendidikan”



                       individualitas dari semua pribadi, dan khudi merupakan pusat
                       dan landasan dari keseluruhan organisasi kehidupan manusia.
                       Pendapat  tentang  pentingnya  pengembangan  individualitas

                       juga  diikuti  oleh  Naquib  al-Attas,  yang  menyatakan  bahwa
                       penekanan terhadap individu mengimplikasikan pengetahuan
                       mengenai  akal,  nilai,  jiwa,  tujuan  dan  maksud  yang
                       sebenarnya  (dari  kehidupan  ini);  sebab  akal,  nilai,  dan  jiwa
                       adalah  unsur-unsur  inheren  setiap  individu.  Karenanya
                       menurut  Al-Attas,  pendidikan  adalah  “penyemaian  dan
                       penanaman  adab  dalam  diri  seseorang”,  atau  yang  disebut
                       dengan  ta’dib,  yang  apabila  dijabarkan  secara  luas  bermakna

                       sebagai  pengenalan  dan  pengakuan  yang  secara  berangsur-
                       angsur ditanamkan ke dalam manusia tentang tempat-tempat
                       yang  tepat  dari  segala  sesuatu  di  dalam  penciptaan
                       sedemikian  rupa,  sehingga  hal  ini  membimbing  ke  arah
                       pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam
                       tatanan wujud dan keperadaan.

                    2. Spiritualitas Sebagai Basis Pendidikan Anak di Masa Kini.
                       a. Tinjauan Umum Makna Spiritualitas
                                 Salah  satu  asumsi  dasar  yang  mendasari  tulisan  ini
                         adalah  bahwa  setiap  anak  terlahir  ke  dunia  memiliki  nilai
                         etik  yang  bersifat  esensial  di  dalam  dirinya,  yaitu  jiwa
                         spiritual.  Oleh  karena  itu  sesungguhnya  manusia  pada
                         dasarnya adalah mahluk spiritual, dan kehidupan manusia
                         (anak)  di  dunia  ini  adalah  proses  menjalani  pengalaman

                         material. Hal ini menjawab pemahaman umum yang salah
                         kaprah  selama  ini  bahwa  manusia  pada  dasarnya  adalah
                         mahluk  material  yang  menjalani  pengalaman  spiritual.
                         Proposisi ini didasari oleh oleh dalil-dalil normatif dari al-
                         Qur'an  dan  Hadits  yang  menjelaskan  tentang  proyeksi
                         eskatologis yang akan dijalani oleh manusia pasca luruhnya

                         dimensi  material  yang  ada  di  dalam  dirinya  (baca:
                         kematian).
   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318